SERANG – Di Tanah Jawara, menurut catatan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Banten sedikitnya terdapat 199 siswa-siswi asal Papua yang tersebar di SMA dan SMK se-Provinsi Banten dari program Afirmasi Pendidikan Menengah (Adem) Kemdikbud.
Di tengah konflik Papua yang sedang memanas akhir-akhir ini Dindikbud Banten memastikan semua perwakilan siswa-siswi asal Papua, sangat senang tinggal dan bersekolah di Banten.
Hal itu ditegaskan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten Engkos Kosasih kepada awak media di Kota Serang, Selasa (20/8/2019).
Dikatakan Engkos, para pelajar ini betah di Banten mengingat kultur masyarakatnya yang sangat terbuka dan mendukung dengan menerima hangat keberadaan mereka di lingkungan sekolah maupun dalam masyarakat.
“Minat siswa dan orang tua program Adem Kemdikbud jauh lebih menyukai jika anak-anak mereka ditempatkan di Banten, sebab perhatian orang tua asuh, guru, teman sejawat dan akses kemudahan beribadah serta toleransi lingkungan di Banten sangat mendukung kenyamanan dan prestasi,” katanya.
Selama ini lanjut Engkos, warga sekolah telah mengayomi dan memfasilitasi siswa untuk rutin menjalankan ibadah di gereja (bagi non muslim).
“Semua siswa asal Papua diterima dengan baik dan membaur positif dengan masyarakat dan sering terlibat kegiatan-kegiatan kemasyarakatan di sekitar tempat tinggal mereka,” ujarnya.
Dindikbud Banten juga kata Engkos,
bersama Binda Banten, TNI dan Polri serta masyarakat akan menjamin keamanan siswa-siswi dan semuanya bebas dari perlakuan diskriminatif.
“Kami berharap mereka agar tidak mudah terprovokasi atas kejadian di daerah lain termasuk yang di Manokwari. Kami juga meminta mereka menyampaikan kepada orang tua dan keluarga di Papua, bahwa kondisi mereka di Banten aman dan senantiasa dilindungi oleh para guru dan masyarakat Banten,” ucapnya.
Sebagai rasa cinta kepada siswa asal Papua kata Engkos, Dindikbud Banten akan memfasilitasi berupa surat rekomendasi dan sertifikasi terhadap siswa-siswi Papua yang bersekolah di Banten yang ingin melanjutkan bekerja di Papua atau wilayah lainnya di Indonesia setelah lulus dari SMK.
Pada pertemuan ini dengan kesadarannya sendiri siswa-siswi menunjukkan kecintaannya terhadap NKRI dengan secara sempurna, menyebutkan Sila-sila Pancasila, Empat Pilar Kebangsaan, menyanyikan lagu Satu Nusa Satu Bangsa, bercerita tentang kecintaan serta harapannya terhadap NKRI. (*/Qih)