SERANG – Jika Anda berjalan-jalan ke Banten, cobalah sempatkan menyusuri daerah perbukitan.
Sebuah jalur alternatif Taktakan-Gunungsari-Mancak- Anyer yang berada di sisi kota membelah hingga ke kawasan obyek wisata Anyer-Carita adalah pilihannya.
Pesona alam perbukitan yang berdampingan dengan pantai menjadi daya tarik yang sayang jika dilewatkan.
Jalan alternatif yang membentang sepanjang 35,5 kilometer tersebut bisa ditempuh dengan menggunakan sepeda motor atau mobil pribadi.
Saat berada di kaki bukit di Kecamatan Taktakan udara mulai terasa sejuk. Panas terik yang terasa selama perjalanan dari Jakarta atau Serang Kota berganti kenyamanan saat mengirup udara segar tanpa polusi.
Sepanjang perjalanan akan terlihat pemandangan bukit serta lembah yang menghijau.
Suasana khas pedesaan yang cukup tertata rapih membuat perjalanan menjadi lebih menarik.
Begitu pula pemandangan hamparan sawah yang mirip punden berundak, menambah pesona alam perbukitan di Banten.
Berjalan sekitar 10 kilometer dari Kota Serang kita akan disambut oleh hamparan pepohonan hijau di sebuah lembah luas di sisi kiri jalan raya.
Lembah itulah yang disebut Rawa Danau, tepatnya Cagar Alam Rawa Danau. Tidak sedikit warga yang menjadikan Rawa Danau sebagai tujuan bertamasya atau sekadar melepas lelah. Suasana sunyi serta udara yang cukup sejuk menjadi daya tarik pengunjung.
Rawa Danau yang terletak di Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Serang itu ditetapkan sebagai kawasan cagar alam sejak masa pemerintahan Hindia-Belanda.
Kawasan seluas 2.500 hektar itu ditetapkan sebagai cagar alam pada 16 November 1921 melalui peraturan Pemerintah Hindia-Belanda Nomor 60 STBL.Nomor.683.
Sensasi pemandangan di Rawa Danau akan semakin menarik jika dinikmati pada saat matahari terbit maupun tenggelam, atau saat kabut turun dari perbukitan ke lembah.
Suara khas binatang tropis yang tak pernah terdengar lagi di daerah perkotaan, seperti lengkingan suara burung elang, katak rawa dan belalang hutan juga bisa dinikmati di Rawa Danau ini.
Tak terasa kita sampai di daerah Mancak selanjutnya lebih dari 10 kilometer kita berada di pasar Anyer, Kabupaten Serang.
Selain panorama pemandangan yang menghipnotis, kondisi jalan berkualitas baik juga menambah perjalanan semakin tak terasa. Sebuah sensasi yang ingin terus diulang.
Ya, kondisi jalan yang menjadi jalur alternatif kawasan obyek wisata Anyer-Carita ini sekitar 90 persen dalam kondisi berkualitas beton.
Tujuh persen dalam kondisi aspal mulus dengan lebar jalan 6 meter. Untuk sekitar 3 persen lainnya masih memiliki lebar 4 meter saat ini masih dikaji Dinas PUPR untuk melakukan pelebaran dan peningkatan kualitas jalan.
Karena untuk penanganan di titik ini harus memangkas bukit dan melakukan penguatan disisi lainnya yang berkontur tebing.
Ruas jalan Taktakan-Gunung Sari-Mancak-Anyer sepanjang 35,5 kilometer merupakan jalur alternatif yang dikelola Provinsi Banten ini bukan hanya berfungsi sebagai pemecah kepenatan dari jalan berdebu dan kendaraan besar di jalur lingkar selatan, Kota Cilegon.
Tetapi juga kepenatan akibat rasa bosan dari kemacetan Anyer-Carita saat musim liburan dan libur lebaran.
Pemprov Banten melalui Dinas PUPR terus mengestapet rekonstruksi kualitas jalan dari tahun ke tahun.
Hal itu dilakukan demi memastikan ruas jalur alternatif dalam kondisi baik dan siap menghadapi kemacetan di kawasan wisata Anyer-Carita.
Tahun 2024 ini atau tepatnya pada April hingga November 2024, Pemprov Banten melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) melakukan pelebaran dan perbaikan tepat di titik kecamatan Mancak, Kabupaten Serang yang semula lebar jalan 4 meter menjadi 6 meter. Sedangkan perbaikan jalannya sendiri dengan bentangan sepanjang 6,795 kilometer.
“Untuk anggaran diambil dari APBD Banten tahun 2024 sebesar Rp38.842.622.000.000. Saat ini jalan dalam kondisi prima dan baik. Serah terima atau PHO dari pihak pelaksana pada 18 November 2024,’ ujar Kepala Dinas DPUPR Banten, Arlan Marzan pada Minggu lalu.
Arlan menjelaskan sebelum serah terima dari pihak pelaksana, tim PUPR telah melakukan pengujian terhadap mutu beton jalan. Saat dipastikan bahwa hasil uji mutu beton sesuai dengan spesifikasi kontrak pihaknya kemudian melakukan proses PHO, dan tepatnya pada tanggal 18 November dilakukan.
“Selanjutnya tanggung jawab pemeliharaan oleh pihak pelaksana hingga keputusan FHO diberikan,” terang Arlan.
Lebih jauh Arlan menuturkan, estapet perbaikan ruas jalan Taktakan- Gunung-Sari-Mancak -Anyer merupakan prioritas untuk penanganan penumpukan kendaraan di jalur wisata dan jalur industri Ciwandan serta JLS (Jalur Lingkar selatan, Kota Cilegon).
Bahkan ia menegaskan, saat ini kondisi jalan sudah sangat siap menghadap arus musim liburan tahun baru 2025.
“Kami (PUPR Pemprov Banten) pastikan jalur alternatif Taktakan hingga Mancak atau sebaliknya siap menghadapi para wisatawan dan warga saat musim liburan awal tahun baru 2025 nanti,” tegasnya.
Rekonstruksi jalur alternatif ini (Taktakan- Gunung-Sari-Mancak -Anyer) selain jalur alternatif lain yakni ruas Jalan Palima-Ciomas- Padarincang- Cinangka/Anyer sepanjang 40,9 km akan memperluas pilihan bagi pengendara tujuan ke obyek wisata Anyer-Carita.
Perluasan pilihan ini diharapkan akan membawa pengaruh pada pola-pola lalu lintas di di provinsi Banten yang berdampak terhadap berkurangnya tingkat kepadatan, dan memangkas waktu tempuh kendaraan.
“Perbaikan dan peningkatan jalan alternatif ini diharapkan bisa menjadi pemicu peningkatan ekonomi bagi masyarakat sekitar. Dan yang terpenting cobalah lewat sana, Perjalan kita seperti everyday is holiday, karena suasana dan pemandangannya juga cukup indah (scenic road) terutama pada saat matahari terbit dan tenggelam,” tutup Arlan.
Sementara warga sekitar Radi (43) warga Gunung Sugih, Cilodan daerah perbatasan Cilegon-Kabupaten Serang mengaku menjadikan jalur Taktakan-Gunung Sari-Mancak- Anyer sebagai pilihan perjalanan menuju lokasi tempat ia bekerja di Kawasan Industri Cikande, Kabupaten Serang. Perjalanan akan sangat terasa saat kembali dari lokasi kerja.
“Yang paling kerasa sih memang saat pulang. Saat lagi capek-capeknya, kita disuguhkan pemandangan indah,
bukit-bukit, pepohonan dan pesawahan yang masih asri dan permukiman warga yang dipenuhi kabut. Perjalanan kita jadi epic kata orang sekarang mah,” ujar Radi salah satu warga Anyer, kemarin.
Menurut Radi, kondisi yang juga semakin berbeda juga dirasakannya setelah akses jalan diperbaiki oleh pemerintah. Menurutnya, panorama indah dan jalan mulus jadi perpaduan yang menjadi daya tarik di jalur alternatif tersebut.
“Menurut saya sih jalur ini sudah seperti di jalan-jalan kota dan tempat wisata di daerah lain yang didukung dengan jalan yang bagus,” aku Radi.
Seraya berharap pemerintah juga mengoptimalkan sepanjang jalur Taktakan- Gunung-Sari-Mancak -Anyer dengan menyediakan rest area untuk para pengguna jalan agar bisa beristirahat sejenak sambil menikmati panorama perbukitan dan pemandangan. (Adv)