Pokja Konstituen Dewan Persatuan Banten Gelar FGD Mengenang Perjuangan Herman Fernandez

 

SERANG –Kelompok Kerja Konstituen Dewan Persatuan Provinsi Banten sukses menggelar Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Dari Perlawanan Bawah Tanah di Bayah Hingga Gugur di Yogyakarta” Senin, 21 Oktober 2024 di Hotel Aston Serang.

Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting dan insan pers dengan tujuan untuk mengenal dan mengenang kontribusi seorang Herman Fernandez dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Dalam sambutanya, Nana Suryana, Kepala Dinas Kominfo Provinsi Banten, yang mewakili Pejabat Gubernur Banten menegaskan pentingnya mengenang jasa-jasa pahlawan seperti Herman Fernandez yang telah mengorbankan segalanya demi kemerdekaan.

“Kami menyambut baik atas penyelenggaraan kegiatan ini. Dengan adanya diskusi ini, kita bisa mengapresiasi dan membangkitkan kembali nilai juang yang sudah ditanamkan oleh Herman Fernandez. Beliau di Banten menjadi salah satu penggugah kepahlawanan yang tidak dibatasi oleh suku, agama, dan ras,” ujarnya.

Sementara itu, Firdaus, Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Pusat, juga memberikan pandangannya. Ia menekankan pentingnya sikap inklusif dalam memahami sejarah perjuangan.

“Adanya Herman Fernandez di daerah Bayah sejak lama membuktikan bahwa Banten sudah menerima perbedaan dan pluralisme. Saya ingin menyampaikan bahwa Banten itu sangat terbuka sejak zaman dahulu, sehingga kita berharap ke depannya kita memiliki keyakinan sebagai anak bangsa. Dan kita harus support kepahlawanan Herman Fernandez tanpa melihat SARA,” katanya.

Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, H. Zulmansyah Sakedang, menambahkan bahwa penting bagi insan pers untuk mendokumentasikan sejarah para pahlawan.

“Sebagaimana yang diamanatkan di UU Pers, kita berkewajiban untuk memberitahu kepada khalayak luas bahwa ada satu tokoh yang dilahirkan di Nusa Tenggara Timur, kemudian besar di Banten, dan ikut berjuang untuk kemerdekaan bangsa kita. Melihat hasil tulisan dari buku ini, beliau layak untuk menjadi pahlawan nasional,” tegas Zulmansyah.

Diketahui, Herman Fernandez adalah seorang pria kelahiran Larantuka, Nusa Tenggara Timur yang terpaksa mengubur mimpinya menjadi seorang guru.

Hal itu sebabkan pada saat Indonesia dijajah oleh Jepang dirinya lebih memilih kabur dan menjadi Romusha di tambang batu bara daerah Bayah ketimbang menjadi antek Jepang.

Di Bayah lah, dirinya bertemu dengan Tan Malaka yang telah lebih dahulu menjadi buruh Romusha. Selepas Kemerdekaan Indonesia dari Jepang, Herman memilih kembali ke Yogyakarta untuk ikut memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia dari agresi Belanda. (*/Red)

Comments (0)
Add Comment