SERANG – Agar siap siaga menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi Banten melatih Tim Gerak Cepat (TGC) Puskesmas.
Kegiatan Pelatihan Penanggulangan KLB dan Wabah bagi Tim Gerak Cepat di Puskesmas di Hotel Le Dian, Kamis 01 Desember 2012 secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti.
Dikatakan Ati, bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular dan Peraturan Menteri Kesehatan No.501 Tahun 2010 tentang Penyakit Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah, KLB perlu dideteksi secara dini dan diikuti tindakan yang cepat dan tepat.
“Perlu diidentifikasi adanya ancaman KLB beserta kondisi rentan yang memperbesar risiko terjadi KLB agar dapat dilakukan peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan KLB. Atas dasar inilah, sangat dibutuhkan peningkatan kapasitas tenaga puskesmas, khususnya TGC di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama,”ujarya.
KLB penyakit menular dan keracunan makanan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena dapat menyebabkan jatuhnya korban.
“Peningkatan angka kesakitan dan kematian akan banyak menyerap anggaran biaya yang besar dalam upaya penanggulangannya. Hal ini tentunya berdampak pada sektor ekonomi, pariwisata serta berpotensi menyebar luas lintas kabupaten/kota, provinsi, bahkan antar negara,” jelasnya.
Diare, campak, difteri, demam berdarah, dan keracunan makanan adalah jenis penyakit yang sering menyebabkan KLB di Indonesia,
“KLB penyakit lain juga terjadi walaupun jarang, antara lain polio, HFMD, malaria. Dan yang sekarang sedang terjadi adalah wabah pandemi Covid-19. Kasus pertama di Indonesia dilaporkan pada 2 Maret 2020 berasal dari Depok, Jawa Barat,” kata Ati.
“Munculnya kasus pertama ini diikuti dengan terdeteksinya kasus baru yang merupakan kluster kasus Covid-19 yang pertama. Kemudian, dalam waktu singkat ditemukan kasus Covid-19 lain di beberapa daerah yang tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia dan meluas hingga sekarang,” ujar Ati.
Bahkan dikatakan Ati, selama masa pandemi ini, respons kewaspadaan dan kesiapsiagaan para TGC sangat dibutuhkan. Mereka harus turun langsung ke lapangan. Tidak hanya menangani pasien, tetapi juga pencegahan dan penanggulangan KLB di wilayah kerjanya.
“Atas dasar itulah pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dalam membantu penanggulangan KLB dan atau wabah di wilayah kerja masing masing,” ujar Ati.
Sementara Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Kefarmasian, Dendi menjelaskan bahwa peserta pelatihan berjumlah tiga puluh orang, yang berasal dari puskesmas di wilayah Provinsi Banten.
“Peserta yang berasal dari delapan kabupaten/kota ini akan mengikuti pelatihan selama enam hari, yang digelar mulai dari 28 November 2022 sampai dengan 3 Desember 2022,” kata Dendi.
Fasilitator berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Widyaiswara BPSDM Provinsi Banten yang sudah bersertifikasi TOT penanggulangan KLB dan wabah bagi tim TGC di puskesmas,” ujarnya.
“Kami menitikberatkan pada pelaksanaan surveilans, penyelidikan epidemiologi, pencegahan dan pengendalian infeksi, manajemen kasus, pengelolaan spesimen, komunikasi risiko, kerjasama tim dalam penanggulangan penyakit menular potensial KLB dan wabah,”
Bekerja sama dengan Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta, pada hari pertama pembelajaran dimulai, dengan pembelajaran online melalui zoom meeting pada hari senin-rabu dan selanjutnya dari hari kamis sampai hari sabtu pembelajaran secara luring.(Adv Dinkes)