SERANG – Ketua Lembaga Penangulangan Bencana dan Iklim Pengurus Besar Nahdatul Ulama (LPBI PBNU) TB. H Ace Hasan Syadzily mengingatkan bahwa tantangan dalam penanggulangan bencana adalah pertama resiko bencana yang semakim meningkat, kedua potensi kerawanan bencana yang beragam dimasing masing daerah ketiga menciptakan budaya sadar bencana.
“Oleh karena itu LPBI NU harus bisa terus meningkatkan kapasitas baik secara materi Penangulangan Bencana maupun secara kelembagaan,” ungkap TB Ace dalam acara rapat koordinasi wilayah dan saresehan pengurangan risiko bencana, di aula kantor Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten.
Selain itu TB Ace mengharapkan LPBINU harus terus meningkatan kapasitas baik diri atau lembaganya.
Sebab tantangan dalam mengurangi risiko bencana di Banten sangat beragam, tentunya ini harus dipikirkan sejak awal agar saat terjadi semua bisa segera ditangani.
“Budaya sadar bencana harus terus dibangun agar masyarakat bisa faham tentang risiko, dan kerawanan bencana sehingga bisa melakukan tindakan pencegahan melalui mitigasi bencana,” ujarnya.
Ketua LPBI NU PWNU Provinsi Banten Sehabudin dalam sambutanya memaparkan tentang situasi Banten yang rentan akan bencana yang tervisualkan dalam Indeks Resiko Bencana 2021, Provinsi Banten menduduki urutan pertama di pulau Jawa dan ke 7 di Indomesia.
“Banten adalah salah satu daerah di Indonesia yang sangat Rentan akan Bencana oleh karena itu perlu penanggulangan yang serius, komprehensif, sinergis dan kolabiratif baik di internal organisasi NU maupun dengan eksternal seperi pemerintah dan NGO lainya,” ujarnya.
Hadir dalam acara tersebut PWNU Banten dan Narasumber Sarasehan Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Banten yang diwakili oleh H. Bahir Ghozali. (*/Gus)