Terima Audiensi, DPUPR Ungkap Alasan Tiang Penyangga Tanjakan Bangangah Dibongkar

SERANG – Puluhan Wartawan yang tergabung dalam Aliansi Pokja Wartawan Pandeglang Bersatu (APWPB) berkunjung ke Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Provinsi Banten, KP3B, Curug, Kota Serang, Rabu, (20/3/2024).

Kedatangan APWPB untuk melakukan audiensi kaitan dengan tiang penyangga tanah atau sheet pile di tanjakan Bangangah, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pandeglang yang diduga gagal kontruksi.

Perwakilan APWPB saat Menyampaikan Masukan

Ketua Jurnalis Indonesia (JNI), Andang Suherman dalam pertemuan tersebut mempertanyakan sisi perencanaan, hingga pelaksanaan pembangunan tiang penyangga tanjakan Bangangah.

Andang menyebut, pembangunan tidak hanya soal kualitas, melainkan juga harus mempertimbangkan sisi keindahan.

“Kita datang ke tanjakan Bangangah, gak indah pak, kami melihat tiang pancang yang begitu tidak simetris pak antara bidang satu dan bidang lain berantakan,” ujarnya kepada Kepala DPUPR Banten Arlan Marzan.

Ia menyesalkan proyek yang bersumber dari APBD Banten tahun 2023 ini tidak memperhatikan tata letak penempatan, sehingga terlihat tiang-tiang penyangganya seperti tidak simetris. Meski begitu, dirinya mengapresiasi adanya pekerjaan pelandaian jalan bangangah tersebut.

Di lain hal, pihaknya menduga adanya kegagalan kontruksi pekerjaan yang dilakukan PT. Bangun Cipta Azima Mandiri selaku penyedia jasa pembangunan tersebut.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas PUPR Provinsi Banten Arlan Marzan mengaku jika pihaknya terbuka dengan masukan-masukan yang disampaikan APWBP.

“Kami PUPR terbuka untuk adanya forum-forum seperti ini,” kata Arlan.

Arlan mengklarifikasi kaitan dengan informasi tiang penyangga tanjakan Bangangah. Menurutnya, tiang tersebut sengaja dihancurkan untuk diperbaiki lantaran terjadi kemiringan pasca pembangunan.

“Alat kami yang hancurin itu jadi kalau dibilang semplak atau ambrol salah. Kata ambrol atau semplak itu berarti dia hancur dengan sendirinya atau adanya tekanan dari alam sendiri, ini enggak kita bongkar alat beratnya masih ada di atas,” ujarnya.

Pihaknya mengakui bila sebelumnya tidak menyosialisasikan terlebih dahulu ketika akan ada perbaikan tiang penyangga tanjakan Bangangah.

“Kesalahan kami kurang melakukan sosialisasi sebelumnya seperti apa yang kami lakukan ketika kami aka menutup tanjakan Bangangah, itu kesalahan kami hanya itu,” katanya.

Arlan mengungkap alasan kenapa tiang penyangga tanjakan bangangah itu dibongkar. Pihaknya membongkar untuk melakukan perbaikan tiang yang terlihat miring.

Diakuinya, sekitar bulan Januari hingga Februari 2024 lalu dirinya mendapat banyak masukan dari masyarakat berkenaan dengan posisi tiang pancang yang kurang simetris. Setelah itu pihajnya langsung melakukan pengecekan ke lokasi dan memeriksa semua tiang pancang yang sudah terpasang.

“Dari 210 tiang pancang itu, kami temukan ada sembilan tiang yang tidak simetris. Makanya kami langsung perintahkan pihak kontraktor untuk memperbaiki dan membongkarnya,” katanya.

Ia menyebut, hanya 9 tiang yang diperbaiki dari total 210 tiang. Selain itu tidak ada kesalahan teknis terkait tiang yang miring.

Menurutnya, tiang itu miring dikarenakan terkena lapisan batu pada saat pemancangan.

“Bukan kesalahan teknis, secara kekuatan aman, agak miring karena geser pada saat pemancangan terkena lapisan batu,” katanya.

“Secara keamanana kontruksi itu masih aman, kita melakukan pembongkaran itu berdasarkan kenyamanan, jadi parameter kenyamanan yang kami lakukan untuk pembongkaran itu, karena itu masih tanggungjawab kontraktor, saya suruh kontraktor, akhirnya dibongkar toh masih masa pemeliharaan,” sambungnya

Arlan menargetkan proses pemeliharaan itu akan selesai pada H-7 lebaran Idul Fitri 1445 H. Hal itu mengingat tanjakan Bangangah itu merupakan jalur wisata menuju Pantai Carita dan sekitarnya yang biasa dilalui oleh masyarakat. (*/Faqih)

Arlan MarzanDPUPR BantenPemprov Bantentanjakan bangangah
Comments (0)
Add Comment