CILEGON – Wakil Gubernur Banten, Ahmad Dimyati Natakusumah, mendorong percepatan kolaborasi antara Bank BJB dan Bank Banten dalam bentuk Joint Venture (JV).
Dimyati menilai langkah ini krusial untuk memperluas akses keuangan demi mendukung pembangunan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Dimyati mengaku akan mengambil sikap tegas terhadap BJB jika tidak ada komitmen membangun kerja sama.
“Saya akan tekan BJB untuk kerjasama dengan Bank Banten, kalau enggak saya akan berikan warning kepada BJB,” ujar Dimyati ditemui di Samsat Cilegon, Senin (14/4/2025).
Ia bahkan menyatakan siap menarik penyertaan modal dari BJB bila tidak menunjukkan keseriusan.
“Kita akan tarik penyertaan modal kalau tidak mau dengan Bank Banten, karena Bank Banten ini harus diselamatkan ini harus eksis,” tegasnya.
Wagub juga menekankan pentingnya kinerja sehat Bank Banten, tanpa manipulasi laporan keuangan.
“Artinya saya ingin Bank Banten ini untung, tapi untungnya jangan direkayasa, yang namanya capital, aset, manajemen, liquiditas itu saya hafal,” ujarnya.
Dimyati mengingatkan bahwa dirinya pernah aktif membantu BJB mencapai keuntungan, dan kini giliran Bank Banten mendapat dukungan serupa.
“Dengan BJB juga, saya yang proaktif dengan BJB waktu itu agar bagaimana BJB itu untung waktu itu, dan sekarang sudah berdiri Bank Banten saya minta Bank Banten kerjasama dengan BJB,” katanya.
Sayangnya, menurutnya, hingga kini belum ada titik temu karena ego masing-masing pihak.
“Ini kerjasamanya tidak mau Bank BJB dengan Bank Banten, Bank Banten gak mau dengan BJB, ini ego-ego, kalau dengan Bank Jatim costumernya beda,” kritiknya.
Ia menilai kerja sama penting dilakukan, mengingat modal minimum bank umum harus mencapai Rp 3 triliun.
“Saya ingin kerjasama, karena namanya bank umum itu modalnya harus mencapai 3 triliun, itu harus ada yang namanya merger KUB atau joint ventures,” paparnya.
Untuk tahap awal, ia mengusulkan dimulainya kerja sama tanpa perlu menunggu perpindahan aset.
“Saya mau ada kerjasama dulu jangan dulu ada peralihan, gak apa-apa berbarengan, joint ventures aja,” ujarnya.
Sebagai contoh potensi sinergi, Dimyati menyinggung Kota Cilegon yang RKUD-nya masih di Bank BJB.
“Kalau Bank Banten kan costumernya sama, contoh Cilegon saja mungkin RKUD nya masih di Bank BJB, kalau ini ada perusahaannya, KUB dengan Bank Banten tidak harus pindah-pindah lagi,” tutupnya. (*/ARAS)