JAKARTA – Puluhan Mahasiswa Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) menggelar aksi penggalangan koin dan mendirikan posko nasionalisasi Freeport di Jl. Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Senin (13/3/2017).
Aksi pengumpulan koin mulai dilakukan sekitar Pukul 13.00 WIB di posko yang telah berdiri di dalam kampus. Selain itu, mereka juga membagikan selebaran, pita, dan spanduk opini kepada mahasiswa lainnya.
Menurut Koordinator Posko Nasionalisasi, Fanny Al Muqit mengatakan, aksi ini bertujuan mengajak mahasiswa serta masyarakat untuk menyadarkan kita bahwa bangsa kita besar dan mampu untuk mengambil alih pengelolaan freeport seluruhnya dengan simbol penggalangan koin ini.
“Kami mahasiswa menganggap sudah saatnya pemerintah harus tegas dan berani untuk menasionalisasi freeport yang selama 50 tahun tidak memberikan dampak dan keuntungan yang berarti untuk Indonesia, terutama untuk rakyat Papua,” tutupnya.
Sementara menurut Tintus Formancius, aktivis mahasiswa dari LMND, tindakan PHK terhadap para pekerja Freeport membuktikan perusahaan ini menempatkan posisi buruh bukan sebagai aset berharga perusahaan, tetapi sebagai alat untuk menekan pemerintah setiap kali kebijakan dirasa merugikan mereka.
“Seperti pembangunan smelter sampai pada divestasi saham, tidak mau mereka laksanakan,” terangnya.
“Arogansi Freeport ini sudah tidak dapat ditolerir, kita mendesak pemerintah Indonesia untuk menjamin hak pekerja PT Freeport Indonesia, caranya para pekerja yang terdampak dari perusahaan ini dapat di tampung oleh BUMN atau disubsidi negara sampai Freeport dapat kita ambil,” tegas Tintus.
Kegiatan dilanjutkan di jalan raya depan kampus dengan kali ini dengan berorasi, membagikan selebaran dan menggalang koin, mereka juga membentangkan spanduk “Nasionalisasi Freeport untuk Kedaulatan Rakyat”.
Rencanya kegiatan ini akan mereka jalankan selama kurang lebih 3 bulan dan menyerukan kepada kampus-kampus di seluruh Indonesia untuk mulai membangun posko-posko nasionalisasi Freeport. (*)