JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai adanya inflasi dari barang impor sebagai akibat dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Sepekan terakhir rupiah terus melemah terhadap dolar AS yang kini telah menembus angka Rp14 ribu per 1 dolar AS.
“Kita perlu untuk melihat dan mengkaji masalah, dari pengaruh nilai tukar kepada dua hal, yang pertama adalah Imported inflation, jadi inflasi yang berasal dari barang-barang impor,” kata Sri Mulyani di Djakarta Theater, Selasa malam 8 Mei 2018.
Dia mengatakan, impor yang dilakukan RI pada kuartal I 2018 sudah banyak sekali. Hal inilah, menurutnya, yang akan dijaga bersama dengan Bank Indonesia.
“Makanya kalau dilihat dari GDP (Gross Domestic Product) kuartal I, impor kita tumbuh 12 persen. Itu bagaimana pastinya (berdampak) kepada inflasi, harus kita jaga bersama-sama dengan Bank Indonesia,” katanya.
Dia melanjutkan, hal yang kedua yang perlu dikaji adalah dampak dari pelemahan rupiah kepada alokasi subsidi BBM dan Listrik dalam penyusunan APBNP 2018. Dengan adanya pelemahan rupiah, sambung dia, salah satu yang juga penting adalah menjaga defisit fiskal di angka 2,19 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB/GDP).
“Defisit fiskal kita mungkin akan tetap terjaga di 2,19 persen dari GDP atau bahkan lebih rendah,” tuturnya. (*/Viva.co.id)