JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah pun menapaki jalur merah di perdagangan pasar spot.
Pada Senin (6/4/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 16.556. Rupiah melemah 0,56% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.
Sedangkan di pasar spot, rupiah yang dibuka stagnan kini melemah. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 16.450 di mana rupiah melemah 0,3%.
Tidak cuma rupiah, hampir seluruh mata uang utama Asia pun melemah di hadapan dolar AS. Sejauh ini hanya rupee India dan baht Thailand yang masih bisa menguat, itu pun tipis.
Akan tetapi, depresiasi 0,3% sudah cukup membuat rupiah menjadi salah satu mata uang terlemah di Asia. Rupiah berada di posisi ketiga terbawah, masuk zona degradasi di klasemen mata uang Asia.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 10.00 WIB :
Dolar AS memang tengah jadi buruan investor sehingga keperkasaan mata uang Negeri Paman Sam tidak hanya terjadi di Asia, tetapi juga dunia. Pada pukul 09:52 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,15%. Dalam sebulan terakhir, indeks ini menguat hampir 5%.
Pandemi virus corona atau Coronavirus Desease-2019 (Covid-19) membuat investor bermain aman. Maklum, gegara virus yang bermula dai Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini, perekonomian dunia disebut-sebut sudah masuk jurang resesi.
“Setelah kita melihat data-data yang kurang bagus di Eropa, Inggris, Italia, dan sebagainya, ketika Anda mencoba menaruh dana tujuannya pasti dolar AS atau obliigasi pemerintah AS. Keduanya berstatus safe haven (aset aman),” kata John Doyle, Wakil Presiden di Tempis Inc yang berbasis di Washington, sebagaimana diberitakan Reuters.
Dalam situasi seperti sekarang, ketidakpastian begitu tinggi, tidak banyak investor yang berada mengambil risiko. Hampir semua ingin bermain aman, bahkan sangat aman dengan menggenggam uang tunai. Kepercayaan terhadap aset-aset keuangan berada di titik nadir.
Namun yang dipilih para pelaku ekonomi bukan sembarang uang tunai, tetapi dolar AS. Maklum, dolar AS adalah mata uang global yang sangat likuid. Segala urusan mulai dari perdagangan, investasi, pembayaran utang, sampai dividen bisa selesai kalau punya dolar AS. Permintaan dolar AS meningkat, nilainya pun menguat. (*/Cnbcindonesia)