Jelang Tahun Baru, Ini Empat Amalan Berpahala Besar Menurut Islam

 

Oleh: Muhammad Harsya Bachtiar,Lc.MA. Mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Madinah

Setiap kali malam tahun baru tiba jutaan manusia di penjuru dunia tumpah ruah turun merayakan datangnya malam pergantian tahun ini.

Oleh karenanya berkaitan dengan hal ini kami ingin berbagi beberapa amalan-amalan yang seyogyanya dilakukan oleh setiap muslim dalam menyambut datangnya malam tahun baru ini. Berikut di antara amalannya:

1. Tidak ikut merayakannya

Hal ini karena merayakan tahun baru merupakan tradisi yang dilakukan secara turun temurun oleh kaum kafir, bahkan diyakini bahwa kaum paganis penyembah berhala Romawi lah yang paling pertama mencetuskan tradisi merayakan tahun baru ini sebagai bentuk perhormatan mereka terhadap Dewa Janus.

Lalu bila begitu adanya, maka tidak pantas bagi seorang muslim untuk ikut-ikutan dalam merayakan hari yang dimana diagungkan Tuhan-Tuhan selain Allah. Ikut merayakan tahun baru ini juga dapat dikategorikan sebagai bentuk menyerupai kaum kuffar, padahal Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Barangsiapa menyerupai sebuah kaum maka ia masuk ke dalam golongan mereka”. (HR. Abu Dawud)

2. Tidur cepat

Malam tahun baru dalam pandangan Islam sama saja dengan malam-malam lainnya. Tidak ada keistimewaan khusus di dalamnya. Oleh karenanya sebagaimana malam-malam lainnya, dianjurkan pada malam tahun baru untuk segera tidur bila tidak ada hajat atau urusan yang mendesak.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, “Dari Abu Barzah mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak menyukai tidur sebelum isya dan (tidak menyukai) berbicara setelahnya.”

Hal ini karena begadang dapat membuat seorang muslim sulit untuk bangun malam (untuk melaksanakan salat malam), bahkan seringkali menyebabkan keterlambatan bangun pada pagi harinya untuk melaksanakan salat subuh.

3. Tidak membuat acara-acara keagamaan tertentu pada malam tersebut

Di antara yang banyak terjadi di sebagian kaum muslimin ketika malam tahun baru tiba adalah membuat acara-acara ibadah tertentu dengan argumen sebagai bentuk tandingan dari acara-acara kaum kuffar.

Kita katakan bahwa hal ini kurang tepat. Hal ini karena meskipun acara-acara ini pada dasarnya mungkin adalah sebuah ibadah, namun ketika mengkhususkannya pada waktu tersebut, maka ini dapat menjadi sebuah bid’ah yang diharamkan.

Nabi shallallahu alaihi wasallam hidup di Kota Madinah yang majemuk agama penduduknya. Dan tatkala hari raya mereka datang seperti hari raya Nairuz dan hari raya Mihrojan, Nabi shallallahu alaihi wasallam tidak berinisiatif untuk membuat ritual-ritual tandingan terhadap hari raya mereka.

Bilamana hal tersebut tidak dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam, padahal beliau adalah manusia yang paling menginginkan kebaikan, maka seyogyanya kita juga tidak melakukannya.

4. Menjauhi tempat-tempat maksiat

Sudah bukan rahasia lagi bahwa di malam-malam tahun baru banyak tempat-tempat yang menawarkan acara-acara yang berbau kemaksiatan di dalamnya.

Oleh karenanya, hendaknya kita sebagai seorang muslim yang beriman tidak tergoda dengan acara-acara tersebut dan juga sudah sepatutnya agar kita menjauhinya, hal ini karena menjauhi acara yang dimaksiati Allah di dalamnya adalah sebuah ibadah dan juga merupakan perintah Allah.

Allah berfirman, “Apabila engkau (Muhammad) melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka hingga mereka beralih ke pembicaraan lain”. (QS. Al An’am: 68)

Demikianlah beberapa amalan yang seyogyanya kita lakukan dalam menyambut tahun baru ini. ***

Comments (0)
Add Comment