SERANG – Puluhan aktivis Koalisi Masyarakat Peduli Pemilu (KMPP) menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Bawaslu RI, Jakarta, Jumat (25/8/2017) siang tadi.
KMPP menilai, proses seleksi Bawaslu Banten 2017-2022 banyak masalah. Hasil analisa KMPP, permasalahan mencuat karena lemahnya pengawasan Bawaslu RI dan tidak profesionalnya Timsel.
Baca Juga : Materi Seleksi Bawaslu Banten Dinilai Bikin Pening Peserta
Koorlap aksi KMPP Ade Buhori menegaskan, beberapa indikator permasalahan yang muncul saat seleksi di antaranya beredarnya hasil nilai tes CAT ke publik dan beberapa peserta seleksi.
“Kebocoran nilai itu terjadi sore hari setelah tes dilakukan tanggal 9 Agustus 2017. Bahkan ada salah satu peserta yang mempostingnya di medsos. Kami jadi mempertanyakan profesionalisme Timsel,” kata Ade saat berorasi.
Masalah lain, kata Ade, adalah adanya 4 nama yang nilai tes CATnya di atas 20 besar, namun saat diumumkan oleh Timsel justru naik ke posisi 18 besar. Seolah terjadi pengkatrolan nilai.
“Kami juga mendeteksi adanya beberapa peserta seleksi yang melakukan pendekatan dengan politisi di DPR RI. Serta banyaknya rekomendasi dari Ormas terhadap peserta. Kami khawatir itu mengintervensi Timsel dalam membuat keputusan,” kata Ade.
Aksi yang berlangsung di ruas Jalan MH Thamrin tersebut dilakukan secara teatrikal. Massa aksi memakai kantong plastik hitam menutupi wajah dan mengenakan karung. Mereka juga membentangkan spanduk bertuliskan “Runtuhnya Integritas Penyelenggara Pemilu di Banten.”
KMPP menuntut agar Bawaslu RI memeriksa Timsel sebagai bentuk pertanggungjawaban atas permasalahan yang terjadi. Bawaslu RI juga diminta menjelaskan kepada publik untuk menjawab keresahan yang terjadi.
Sekitar satu jam aksi berlangsung, aparat kepolisian meminta massa aksi membubarkan diri. Sementara pintu gerbang Bawaslu RI sejak awal demonstran datang dalam keadaan terkunci. Tidak ada satupun perwakilan Bawaslu RI yang menemui massa. Massa kemudian membubarkan diri secara tertib. (*)