Asap Pekat dan Suara Gemuruh Flare PT Chandra Asri Bikin Resah Warga Sekitar

SERANG – Pembakarang gas sisa produksi pengolahan minyak (flare) yang dilakukan PT Chandra Asri Petrochemical (CAP) dalam dua hari ini dikeluhkan masyarakat Kecamatan Anyar dan Kelurahan Gunung Sugih, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, yang tinggal di sekitar pabrik kimia tersebut.

Sudah 2 hari ini, sejak Rabu hingga Kamis (17/8/2017), masyarakat sekitar mengeluhkan gemuruh dan kobaran api besar yang mengganggu aktivitas warga, bahkan di malam hari.

Selain itu, kobaran api yang keluar dari cerobong asap di Kawasan Industri Gunung Sugih kali ini juga dirasa paling besar dari yang biasa pernah terjadi.

Baca Juga : Sinergi 2 BUMN di Perayaan HUT RI ke-72, PT KS dan Telkom Komitmen Bangun Negeri

“Itu flare Chandra gitu amat yah,” ujar warga yang juga bekerja di salah satu industri di Kota Cilegon.

Warga sekitar mengaku khawatir kesehatan akan terganggu, terlebih pembakaran gas tersebut menimbulkan asap pekat dan bau tidak sedap.

“Asap pekat itu kalau malam baunya terasa, mungkin juga bisa turun ke masyarakat terbawa embun kalau malam, itu kan bahaya,” terang warga Anyer yang ditemui di sela-sela Karnaval Agustusan di Jalan Raya Anyer, Kamis (17/8/2017) siang.

Kejadian yang berlangsung sejak, Rabu (17/8/2017) tersebut, juga ternyata membuat gerah pihak Pemerintah Kecamatan Anyar.

Diungkapkan Camat Anyar, Chairil Anwar, ia mengaku akan segera mengambil tindakan, pasalnya flaring PT CAP kali ini sangat mengganggu.

“Semalam mah cukup besar apinya, terasa jugalah panasnya terasa kalau siang mah kebawa angin tapi kalau malam mah turun baunya juga kecium,” ujar Chairil kepada faktabanten.co.id, ditemui di kantornya, Kamis (17/8/2017).

Ia juga merasa flare yang dilakukan PT CAP tidak seperti biasanya, dan akan mempertanyakan hal tersebut ke pihak perusahaan.

“Ya nanti kita coba tanyakan juga, kok bisa sampai besar seperti itu saya juga sampai kaget,” imbuhnya.

Berharap flare tersebut tidak berbahaya, Camat Anyar meminta pihak perusahaan memberikan keterangan atas kejadian tersebut.

“Mudah-mudahan dikroscek Chandra Asri baunya itu berbahaya atau tidak,” pungkasnya.

Ia juga berharap PT CAP tidak melakukan pembakaran gas di malam hari.

Sementara Manajer Comunity Development PT CAP, Abraham Shitarawan, saat coba dikonfirmasi wartawan Fakta Banten via telepon genggamnya, tidak memberikan jawaban. (*)

flarePT Chandra Asri Petrochemical (CAP)
Comments (1)
Add Comment