BERLIN – Sebuah laporan terbaru dari Gereja Katolik Jerman menyatakan setidaknya 3.766 anak menjadi korban pelecehan seksual oleh Pastor antara tahun 1946 dan 2014. Laporan tersebut dipublikasikan oleh media lokal Die Zeit dan Spiegel Online yang telah melihat salinan yang bocor.
Studi itu ditugaskan oleh Konferensi Uskup Jerman dan dilakukan oleh Universitas Giessen, Heidelberg dan Mannheim. Penyusunan laporan tersebut memakan waktu empat tahun dan rencananya akan dirilis secara penuh pada 25 September mendatang.
Menurut kedua media, studi tersebut mengatakan korban kebanyakan anak laki-laki, lebih dari separuhnya berusia 13 tahun atau lebih muda. Laporan itu juga mengungkapkan bahwa setiap kasus keenam melibatkan perkosaan dan setidaknya 1.670 Pastor terlibat kejahatan tersebut.
“Kami tahu sejauh mana pelecehan seksual yang telah ditunjukkan oleh penelitian. Kami kecewa dan malu karenanya,” kata Uskup Stephan Ackermann dalam pernyataan tertulis menanggapi laporan kebocoran itu seperti dikutip dari CNN, Kamis (13/9/2018).
Ackermann mengatakan dalam pernyataannya bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kejelasan dan transparansi lebih banyak tentang sisi gelap dari gereja, demi para korban, tetapi juga untuk melihat sendiri kesalahan-kesalahan dan untuk memastikan hal ini tidak terulang.
“Ini tentang penyelidikan yang bertanggung jawab dan profesional. Saya yakin bahwa penelitian ini adalah survei komprehensif dan menyeluruh yang memberikan angka dan analisis dari mana kami akan terus belajar. Ini juga berlaku untuk temuan-temuan, yang memberikan pandangan yang lebih dalam tentang tindakan para pelaku dan perilaku para pemimpin gereja dalam beberapa dekade terakhir. Sekali lagi, saya tekankan: Penelitian ini adalah ukuran yang tidak hanya kita miliki kepada Gereja, tetapi di atas semuanya, dan yang pertama dan terutama, bagi mereka yang terpengaruh,” tuturnya.
Ia juga mengatakan sangat disayangkan bahwa laporan itu diumumkan ke publik karena para anggota Konferensi Waligereja Jerman pun tidak mengetahui studi lengkap tersebut.
Konferensi Waligereja Jerman akan memulai hotline bagi publik untuk menelepon sehari sebelum publikasi yang dijadwalkan akhir bulan ini.
Secara terpisah pada hari Rabu, Paus Fransiskus menyerukan pertemuan luar biasa para pejabat tinggi Katolik untuk membahas skandal pelecehan yang meningkat dan telah menjadi berita utama dalam beberapa pekan terakhir.
“Paus Francis akan bertemu dengan para presiden konferensi uskup Katolik dari seluruh dunia di Vatikan mulai 21-24 Februari,” menurut pernyataan Vatikan pada hari Rabu.
Paus telah menghadapi kritik yang memuncak atas penanganannya terkait tuduhan-tuduhan pelecehan seksualitas bersejarah. Bulan lalu, mantan duta besar Vatikan, Uskup Agung Carlo Maria Vigano, mengatakan dia telah memberi tahu Paus tentang klaim mengenai mantan kardinal penting Amerika, Theodore McCarrick pada 2013, tetapi tidak ada tindakan lebih lanjut yang diambil.
“Paus Francis harus menjadi orang pertama yang memberikan contoh yang baik kepada para kardinal dan uskup yang menutupi pelanggaran McCarrick dan mengundurkan diri bersama dengan mereka semua,” kata Vigano dalam sebuah pernyataan panjang tanggal 22 Agustus.
Paus Francis dijadwalkan bertemu Kardinal Daniel DiNardo, ketua Konferensi Waligereja AS, Kamis di mana mereka diharapkan membahas tuduhan seputar McCarrick. (*/Sindonews)