FAKTA BANTEN – Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Nikki Haley, telah mengirim surat bernada ancaman kepada anggota Majelis Umum PBB menjelang pemungutan suara mengenai resolusi keputusan AS yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Seperti dilansir Aljazirah, Rabu (20/12), dalam surat yang diperoleh oleh media Israel Haaretz, Haley menulis Presiden AS Donald Trump akan menyaksikan voting Majelis Umum PBB pada Kamis secara hati-hati. Trump meminta Haley melaporkan nama-nama negara yang memilih untuk melawan AS.
“Seperti yang Anda tahu, Majelis Umum sedang mempertimbangkan sebuah resolusi tentang keputusan Presiden Trump yang baru-baru ini mengenai Yerusalem. Sewaktu Anda mempertimbangkan pemungutan suara Anda, saya mendorong Anda untuk mengetahui presiden dan AS mengambil suara ini secara pribadi,” kata Haley dalam surat tersebut.
Ia melanjutkan, 22 tahun yang lalu Kongres AS menyatakan Yerusalem harus diakui sebagai ibu kota Israel, dan kedutaan AS harus dipindahkan ke Yerusalem. Presiden Trump menegaskan, deklarasi tersebut dengan secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Namun, pengumuman Presiden tersebut tidak mempengaruhi negosiasi status akhir dengan cara apapun, termasuk batas-batas spesifik kedaulatan Israel di Yerusalem.
“Presiden juga memastikan untuk mendukung status quo di tempat-tempat suci Yerusalem, dan tidak menganjurkan perubahan pengaturan di Haram al-Sharif,” tambah Haley dalam suratnya.
Peringatan tersebut muncul setelah AS kalah jumlah karena memveto resolusi Dewan Keamanan PBB untuk menarik keputusan Trump tentang Yerusalem.
Trump mengumumkan pada 6 Desember bahwa AS secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan akan memulai proses perpindahan kedutaannya ke kota tersebut yang melanggar kebijakan AS selama puluhan tahun.
Langkah tersebut menyebabkan gelombang protes global, dengan puluhan ribu orang turun ke jalan dalam beberapa hari terakhir untuk mengecam keputusannya. Pada sidang Dewan Keamanan PBB Senin lalu, Haley mengatakan tindakan negara anggota DK PBB yang mendukung resolusi merupakan sebuah penghinaan terhadap AS dan merupakan tindakan tak akan dilupakan.
“Ini satu lagi contoh PBB yang melakukan lebih banyak ruginya daripada kebaikan dalam menangani konflik Israel-Palestina,” katanya di Twitter. (*/Republika.co.id)