COPENHAGEN – Menteri Integrasi Denmark Inger Stoejberg meminta Muslim di Denmark cuti dan berdiam diri di rumah hingga Ramadhan berakhir. Seruan ini dilontarkan karena Stoejberg menilai berpuasa dapat membahayakan masyarakat Denmark pada umumnya.
“Saya mengimbau Muslim mengambil cuti kerja selama Ramadhan untuk menghindari konsekuensi negatif bagi masyarakat Denmark,” tulis Stoejberg dalam kolom tabloid BT seperti dilansir di Washington Post.
Muslim yang berpuasa dinilai dapat membahayakan masyarakat Denmark karena mereka menjadi kurang fokus akibat tidak makan. Sebagai contoh, pengemudi bus Muslim yang berpuasa mungkin kehilangan fokus saat berkendara sehingga berisiko menyebabkan kecelakaan.
Pernyataan Stoejberg mendapat kecaman dari komunitas Muslim di wilayah Skandinavia tersebut. Ketua Muslim Union Finlandia Pia Jardi bahkan menilai imbauan Stoejberg merupakan ide yang aneh.
“Tak ada informasi atau statistik yang menunjukkan pengemudi buss atau pekerja Muslim lain, entah bagaimana, berperilaku membahayakan saat berpuasa,” ujar Jardi.
Jardi mengatakan bahwa di sebagain besar negara Muslim, toko hingga bisnis tetap berjalan secara normal, meski puasa berlangsung. Tak ada hambatan berarti dari puasa yang menyebabkan kegiatan sehari-hari terhambat.
Sanggahan serupa juga dilontarkan juru bicara perusahaan bus Denmark Arriva, Pia Hammershoy Splittorff. Splittorff mengatakan tak ada sejarah kecelakaan bus selama Ramadhan.
“Jadi, secara de facto, puasa bukan masalah untuk kami,” kata Splittorff menambahkan.
Pernyataan yang lebih halus diungkapkan Muslim Union Denmark. Muslim Union Denmark berterima kasih atas perhatian yang diberikan Stoejberg. Namun, pada saat yang sama, Muslim Union Denmark juga menyatakan Muslim tetap dapat beraktivitas normal meski sedang berpuasa. (*/Republika.co.id)