LEBAK – Pemerintah saat ini menggalakkan berbagai sosialisasi dalam upaya pencegahan covid 19, salah satunya adalah upaya social distancing yang menyarankan masyarakat untuk tetap tinggal di rumah.
Tapi ironisnya, di tengah keadaan ekonomi yang tidak stabil, harga gas bersubsidi 3 kg malah ugal-ugalan, harganya bervariasi mulai Rp30.000 hingga Rp40.000. Tidak hanya mahal, disamping itu gas elpiji bersubsidi juga langka di pasaran.
Tentunya, hal ini membuat sejumlah masyarakat menjerit. Untuk itu, Pengurus DPC Badak Banten Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak mendesak kepada aparat penegak hukum untuk memastikan stok gas bersubsidi aman baik secara jumlah maupun harga, sehingga di tengah situasi ini masyarakat tidak semakin terbebani.
Dikatakan Erot Rohman, Ketua DPC Badak Banten Kecamatan Malingping, selain menggelar aksi dengan batasan jarak dan jumlah massa yang banyak, pihaknya akan melaporkan terkait situasi ini kepada BPH migas agar adanya tindakan terhadap oknum pengusaha yang diduga curang dengan menimbun stok gas bersubsidi.
“Aksi ini sifatnya continue sampai dengan tuntutan kita didengar, yaitu harga gas bersubsidi kembali normal. Namun tetap dengan catatan, aksi kami tidak mengumpulkan kerumunan massa.
Dengan cukup membatasi masa aksi dan menjaga jarak satu sama lain,” imbuh Erot, Rabu (1/4/2020).
Sementara itu, Eli Sahroni Ketua DPD Badak Banten Kabupaten Lebak mengapresiasi gerakan Badak Banten Kecamatan Malingping dalam menyikapi persoalan Gas Elpiji subsidi ‘Melon’ di wilayah Kecamatan Malingping dan sekitarnya.
“DPD Badak Banten Kabupaten Lebak memberikan apresiasi dan dukungan kepada Badak Banten Kecamatan Malingping dalam menyikapi persoalan Elpiji Subsidi. Itu kebutuhan pokok masyarakat yang harus diperhatikan oleh pemerintah dan pengusaha yang mendapatkan kerjasama tentang pengadaan Gas Elpiji tersebut, terlebih di saat kondisi seperti sekarang ini,” tandas Eli. (*/Lbk1)