LEBAK– Di balik keheningan Desa Situmulya, Kecamatan Cibeber, tersimpan keprihatinan mendalam. Satu-satunya jembatan yang menjadi penghubung utama masyarakat adat Kasepuhan Cisitu kini berada di ambang keruntuhan.
Kayu-kayu lapuk dan bantalan berlubang membuat setiap langkah melintasinya menjadi perjuangan tersendiri.
Jembatan yang sejak lama dibangun secara swadaya oleh masyarakat adat ini sejatinya menjadi nadi kehidupan, menghubungkan warga dari Kampung Ciater, Sukatani, Pasir Kadu, hingga Tapos menuju lahan pertanian, sekolah, dan pusat aktivitas lainnya.
Namun, selama tiga tahun terakhir, jembatan tersebut rusak parah akibat terus-menerus diterjang derasnya aliran sungai saat musim hujan.
“Kalau hujan deras, air sungai naik dan arusnya menghantam jembatan. Kayunya makin lama makin keropos. Sekarang bolong-bolong, nyaris patah,” ujar Reza, warga adat setempat, Selasa (15/4/2025).
Ia menjelaskan, jembatan itu sangat vital karena menjadi jalur utama anak-anak pergi sekolah, petani menuju sawah, serta jalur distribusi hasil pertanian.
Kondisinya yang kian memburuk membuat warga terpaksa mempertaruhkan keselamatan setiap kali melintas.
“Kalau tidak lewat sini, kami harus memutar sangat jauh. Tapi kalau tetap lewat, kami khawatir roboh sewaktu-waktu,” tambahnya.
Masyarakat adat Kasepuhan Cisitu pun berharap adanya respons nyata dari pemerintah untuk memperbaiki jembatan tersebut.
Mereka menilai bahwa keberadaan infrastruktur layak bukan hanya soal mobilitas, tapi juga menyangkut hak dasar masyarakat adat atas akses dan keselamatan.
“Kami berharap pemerintah daerah, provinsi, atau bahkan pusat bisa menaruh perhatian. Ini bukan soal jembatan saja, ini tentang bagaimana kami bisa hidup dengan layak,” ungkap Reza penuh harap.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Lebak, Irvan Suyatupika, mengonfirmasi bahwa jalan dan jembatan menuju wilayah adat Cisitu memang masuk dalam daftar prioritas perbaikan melalui program Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah atau IJD.
“Dari hasil survei kami, masih ada sekitar 180 kilometer jalan rusak di berbagai wilayah Lebak, termasuk jalur Cisungsang-Cisitu. Kami upayakan tahun ini bisa mulai masuk dalam tahap pengerjaan,” jelas Irvan.
Meski begitu, masyarakat berharap realisasi bukan hanya menjadi rencana di atas kertas.
Mereka mendambakan jembatan baru yang kokoh dan aman, anak-anak tak lagi berjalan dalam cemas, dan petani bisa bekerja tanpa takut jatuh ke sungai. (*/Sahrul).