LEBAK – Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Lebak, mengklaim kegiatan Kelompok Kerja (Pokja) Kampung Keluarga Berencana (KB) yang tersebar di 28 Kecamatan wilayah Kabupaten setempat bukan sekedar untuk mencanangkan program dua anak. Akan tetapi lebih fokus ke pemberdayaan masyarakat. Hal itu diungkapkan oleh kepala DP2KBP3A Tajudin saat ditemui fakta banten di ruang kerjanya.
Tajudin menjelaskan, dari 86 Pokja Kampung KB yang saat ini tengah difokuskan untuk bergerak bukan sekedar dalam bidang kontrasepsi dan mencanangkan program dua anak Sana, tentu ada beberapa program yang di utamakan dan lebih fokus ke pemberdayaan masyarakat.
“Saat ini kami sudah banyak menyaksikan beberapa terobosan dan motivasi beberapa Pokja dalam melakukan pemberdayaan masyarakat di masing-masing Desa,” kata Tajudin.
Selain itu Ia menambahkan, bahwa program Pokja Kampung KB sudah mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Jika dibandingkan di tahun sebelumnya, tahun 2017 belum adanya penyesuaian yang mencanangkan ke dalam pemberdayaan masyarakat.
“Tahun 2018 kemarin Alhamdulillah kita mendapatkan reward prestasi ketiga di tingkat provinsi Banten dalam membuat terobosan dan motivasi kegiatan yang dominannya lebih ke layanan pemberdayaan masyarakat,” ujarnya.
Sedangkan tahun 2019 ada Kampung KB yang menganggarkan untuk mendirikan bangunannya melalui dana Swadaya dari masyarakat setempat. Salah satunya Desa Marga Jaya, Kecamatan Cimarga.
Saat disinggung soal anggaran Kampung KB, Tajudin mengaku bahwa untuk anggaran yang diberikan oleh pemerintah pusat melalui Biaya Operasional Kesehatan (BOK) memang nilainya cukup besar yakni, 8 Miliar. Namun untuk pengelolaan anggaran dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat tentunya, nilai tersebut tidak terlihat seperti pembuatan jembatan yang memang hasilnya terlihat nampak jelas.
Anggaran 8 Miliar yang dialokasikan dari BOK tersebut, dipergunakan untuk keperluan beberapa kegiatan yang diantaranya mulai dari, perkumpulan antar Pokja dan perkumpulan mengenai peningkatan kualitas keluarga, mengadakan rapat kordinasi pelayanan dengan Puskesmas serta ada beberapa kegiatan penyuluhan yang harus dilakukan oleh kader KB.
Sementara itu Ketua Pokja Kampung KB Desa Marga Jaya, Kecamatan Cimarga Wawat Hadiawati mengaku bahwasannya memang benar saat mendirikan bangunan Kampung KB anggaran pembangunan nya didapatkan dari beberapa warga setempat.
“Kalau dihitung dalam bentuk uang saya rasa sekitar 20 Juta lebih untuk membangun sarana bangunan Kampung KB yang berada di Kampung Jahe Besar,” katanya.
Wawat yang juga menjabat Sekretaris Desa (Sekdes) setempat menambahkan anggaran pembangunan yang diterima dari hasil swadaya masyarakat setempat bukan berupa uang tunai, akan tetapi mereka memberikannya berbentuk barang.
“Saat ini Pokja Kampung KB Kami setiap malam hari rutin menggelar kegiatan Magrib mengaji, dan di siang hari terkadang digunakan rapat pemuda, Posyandu dan kegiatan yang sifatnya positif,” ungkapnya.
Mengenai target kinerja pokja Kampung KB Desa Margajaya untuk tahun 2019 lebih mengutamakan ke peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam menggali potensi kemampuan yang dimiliki masyarakat dan merubah pola pikir dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya agar mereka menerapkan pola hidup sehat, yang nantinya akan menghasilkan suatu bisnis hasil dari kreasinya.
“Salah satunya kami memberikan bekal cara menghias tanaman dibeberapa pekarangan rumah warga yang nantinya tanpa kita sadari akan dilakukan dengan sendirinya,”pungkasnya. (*/sandi)