Perempuan Baduy Dilatih Menyulam

LEBAK – Untuk kedua kalinya perempuan Baduy mendapatkan pelatihan menyulam. Jika akhir tahun lalu digelar oleh Dinas Pariwisata Provinsi Banten, kali ini diinisiasi oleh pihak swasta, yakni Henny’s Homecraft, perusahaan yang bergerak di bidang menyulam.

Pelatihan menyulam ini digelar di halaman rumah Jaro Saija, Kaduketug, Rabu, (31/1/2024) kemarin. Antusiasme para Ambu Baduy nampak begitu besar. Apalagi saat terlihat seluruh peserta sangat serius dalam mengikuti pelatihan.

“Alhamdulillah saat ini kami bisa mengajari 47 perempuan Baduy yang selama ini hanya memiliki kemampuan menenun. Kami ingin memperkaya kemampuan mereka untuk menghasilkan produk tenunannya dengan sentuhan akhir sulaman. Harapannya dapat meningkatkan nilai seni sekaligus nilai jual yang akan meningkatkan penghasilan mereka,” kata Henny NA, owner Henny’s Homecraft.

Dalam acara tersebut turut hadir tokoh masyarakat Lebak Ade Sumardi dan salah seorang tokoh Baduy Dalam, Ayah Mursid. Dalam kesempatan itu mantan Wakil Bupati Lebak itu menyampaikan apresiasinya.

“Saya merasa salut dan bangga atas penyelenggaraan kegiatan yang mendidik seperti ini. Para Perempuan Baduy harus memiliki keahlian tambahan selain menenun, yang tentu saja tidak menabrak aturan adat. Karenanya kegiatan semacam ini tidak boleh berhenti disini. Harus ada keberlanjutan. Berbagi ilmu lebih penting ketimbang bagi-bagi materi yang instan,” kata Ade Sumardi.

Di tempat yang sama, Itoh, salah seorang peserta mengatakan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat.

“Saya udah buktikan, udah dapat pesanan dari Bandung, yang minta tenunnya diberi nama pemesan dengan sulaman. Jadi saya makin semangat belajar menyulam,” ungkap Itoh, antusias.

Itoh berharap agar bimbingan kepada mereka terus berlanjut, “Iya, kami minta ke bunda Henny untuk terus membimbing kami agar lebih mahir dalam menyulam,” imbuhnya.

Menjawab permintaan tersebut pihak Henny’s Homecraft langsung membuatkan mereka grup WA.

“Alhamdulillah kami sudah buatkan grup WA, supaya memudahkan mereka ketika berkomunikasi dan saling berbagi pengalaman, meskipun terbatas jarak,” pungkas Henny. (*/Faqih)

Baduymenyulam
Comments (0)
Add Comment