LEBAK – Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) menyoroti fenomena gender wanita mulai tampil menjadi aktor dalam melakukan tindakan terorisme. Padahal sebelumnya kepolisian menduga, kaum wanita hanya ikut-ikutan saja tapi ternyata di luar dugaan sekarang ini menjadi perekrut, perancang malahan melakukan eksekusi.
Tim Peneliti PTIK Kombes J. A Timisela kepada wartawan mengatakan, PTIK semenjak setahun lalu telah menyusun pusat studi terorisme dan radikalisme yang diprakasai Kapolri.
“Dengan adanya radikalisme PTIK melakukan pengkajian secara ilmiah. Kami melihat ada satu fenomena baru dimana gender wanita mulai tampil sebagai pelaku teroris,” kata Timisela di Kantor Polres Lebak, Jumat (21/9/2018).
Lebih lanjut Timisela menegaskan, peran wanita tidak hanya sebagai pelaku akan tetapi bersedia menjadi pengantin. Menjadi pelaku bom bunuh diri.
“Fenomena ini kami jadikan obyek penelitian. Yang dilakukan di beberapa Polda,” katanya.
Diantaranya, diungkapkan Timisela, Polda Jabar, Kepulauan Riau, Sumatera Utara dan Polda Banten.
“Di Banten kami lakukan di Polres Lebak nah hasil penelitian akan dikaji secara ilmiah. Kira-kira apa yang mendorong faktor perempuan mulai tampil dalam aksi radikalisme,” katanya.
Hasil kajian di beberapa Polda nantinya akan diseminarkan pada tangga 30 Oktober 2018 mendatang di Kampus PTIK.
“Aksi radikalisme dan terorisme ini akan kita seminarkan pada tanggal 30 Oktober nanti. Dengan mengungang 70 negara asing karena kita juga perlu masukan secara ilmiah biar penanganan secara universal diakui karena memang Indonesia sudah kuat dalam pola-pola pencegahan penanggulangan dengan dibentuknya BNPT,” jelasnya.
Sementara itu, Kapolres Lebak AKBP Dani Arianto mengapresiasi, kedatangan tim Akademisi dari PTIK terkait terorisme.
“Kami Polres Lebak menyambut baik, mudah-mudahan bermanfaat terkait penanganan terorisme di Kabupaten Lebak,” katanya. (*/Sandi)