LEBAK – Banjir yang melanda beberapa daerah di Banten diantaranya Lebak, Kabupaten Serang dan Tangerang Raya menjadi perhatian aktivis anak dan sekaligus Ketua Tim LDP Banten.
Aktivis Anak yang juga Relawan Kemanusiaan, Ahmad Subhan menyatakan, lokasi pengungsian itu harus ramah anak karena mereka menghadapi beban yang tidak ringan.
“Kondisi anak-anak di posko pengungsian sudah sangat terluka. Bukan hanya tak bisa bersekolah karena buku dan seragam mereka hanyut, tapi juga menghadapi orang tua yang tertekan karena bencana banjir ini,” kata Ahmad di lokasi pengungsian posko Banjar Irigasi, Lebak Gedong, Senin (6/1/2020).
Anak-anak labjutnya, sangat rentan mengalami trauma atau stress pasca bencana. Bila gejala psikologis ini tidak segera ditangani, dikhawatirkan dapat mengganggu kejiwaan anak-anak.
“Namun, masalah ini masih dapat disembuhkan karena anak-anak lebih mudah dipengaruhi,” kata Ketua Tim LDP.
Menurut pria yang akrab dipanggil Aank ini, ada anak yang bisa sembuh dengan pendekatan personal, ada juga dengan pendekatan kelompok. Untuk itu, posko pengungsian haruslah ramah anak. Sehingga, anak-anak tidak merasa sendiri dan mempunyai waktu bermain yang cukup.
Saat ini Aank pun menerjunkan beberapa personilnya yang tergabung dalam Tim LDP Provinsi Banten, pemberian layanan dukungan psikosial dari tim LDP Banten sudah mulai dikerahkan pada tanggal 1 Januari 2020 yang lalu setelah terjadinya informasi banjir dan longsor.
Dalam kegiatan ini, pihaknya juga menyasar kelompok-kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, ibu hamil dan menyusui serta penyandang disabilitas.
“Posko pengungsian ramah anak,lansia dan disabilitas diharapkan dapat juga mengembalikan keceriaan pengungsian,” katanya.
Selain kepada anak-anak, Tim LDP juga memberikan layanan kepada Lansia, bapak-bapak, ibu-ibu dan remaja karena dalam pemberian layanan pun pasti berbeda. (*/Red)