LEBAK – Bupati Lebak, Mochamad Hasbi Asyidiki Jayabaya memberikan edukasi soal nama-nama Kepala Daerah yang tercantum di prasasti.
Kejadian itu menjadi perdebatan antara Pejabat (Pj) Bupati Lebak dan Bupati baru.
Bupati Lebak periode 2025-2030 itu menilai hal tersebut sama saja dengan menyimpangkan sejarah lantaran kepala daerah tersebut bukan dipilih oleh rakyat.
Sehingga, Bupati baru meminta agar Sekda segera melakukan perbaikian soal prasasti mama-nama Kepala Daerah dari waktu ke waktu.
“Pj itu ditunjuk oleh Kemendagri, kalau Bupati dipilih oleh rakyat, daerah mana yang ada Pj-nya ditulis (dalam prasasti-red), di Lebak saja ini, enggk baik,” tegas Hasbi saat melihat prasasti di gedung negara Pemkab Lebak usai melakukan arak-arakan menuju lokasi Sertijab dilakukan, pada Senin (3/3/2025).
Ditengah-tengah pernyataan Bupati Lebak, Gunawan Rusminto selaku Pj Bupati mengatakan, bahwa di dua daerah tercantum nama Pj Bupati dalam prasasti.
“Di Pandeglang, dan Malang ada,” celetuknya.
Dalam kesempatan wawancara, Gunawan Rusminto mengatakan, bahwa penyertaan nama Pj Bupati merupakan bentuk penghargaan karena pernah memimpin suatu daerah.
“Saya berprinsip tidak mau melupakan jas merah (tidak mau melupakan sejarah-red), itu terjadi saat saya ke Kemendagri, walaupun Pj tapi ada filenya maka ditulis saja, itu yang pertama,” terangnya.
Dilanjutkan Gunawan, kedua adalah tidak mau melupakan jas merah, ketiga di kota/Kabupaten lain juga tertulis namanya.
“Jadi kita memberikan apresiasi kepada pejabat-pejabat terdahulu, kaya Pak Iwan, dalam waktu 9 bulan dia bisa membawa perubahan untuk Kabupaten Lebak seperti wisata Cikapek, dan Pasar PKL, kita tinggal meneruskan saja,” terangnya.
“Kita tinggal meneruskan saja, itu proses sejarahnya, kemudian ada Pak Ino, itu kan bisa membawa transisi Bupati, Iti kemarin, dan lain-lain itu adalah bentuk apresiasi atau penghargaan kepada para pendahulu,” paparnya.
“Di Pandeglang juga dan kota lain seperti itu, dulu saya pas pernah menjabat disana juga ditulis, ini saya sebagai Kepala Biro Pemerintah ya,” pungkasnya. (*/Sahrul).