LEBAK – Kepentingan bersama sebaiknya berada di atas kepentingan golongan dan daerahnya. Sikap demikian diperlukan karena Indonesia negara majemuk baik dilihat dari suku, agama, bahasa, adat istiadat, maupun warna kulit.
Hal itu dikatakan oleh Mochamad Hasbi Asyidiki Jayabaya, anggota DPR RI ini, saat menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara, yang bertempat di SMA Negeri 1 Malingping, Kabupaten Lebak, baru-baru ini.
Menurut Hasbi, Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki adat istiadat, bahasa, aturan, dan kebiasaan yang berbeda. Karena itu, lanjutnya, Indonesia lebih tepat disebut negara plural daripada negara heterogen.
“Indonesia meskipun terdiri atas berbagai ras, etnik, bahasa, dan agama, namun tetap merupakan satu ke satuan budaya dan ideologis sebagaimana tercermin di dalam motto Bhinneka Tunggal Ika,” jelas Hasbi di hadapan ratusan warga Malingping.
Untuk mewujudkan hal itu, menurut Anggota Komisi VIII DPR RI ini, setiap anak bangsa haruslah menghargai perbedaan dengan berteman kepada siapa saja tanpa membedakan suku, agama, ras dan antar golongan.
“Sikap ini, sebaiknya dimulai dari diri sendiri. Karena bila kita sendiri saja sudah tidak respect atau menghargai diri sendiri, bagaimana orang lain bisa respect kepada kita,” himbaunya.
Politisi PDIP ini pun melanjutkan, dengan menghargai perbedaan akan mudah diwujudkan bila sikap toleran terpatri di tengah masyarakat. Toleransi sejati didasarkan sikap hormat pada martabat manusia, hati nurani, keyakinan, dan keikhlasan atas adanya perbedaan agama, suku, golongan, ideologi atau pandangannya.
Wakil rakyat dari Dapil Banten I ini juga berharap setiap individu bisa menghargai dan menghormati semua kearifan lokal, maka perilaku kita pada dasarnya sudah sesuai dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika. Sebab, kearifan lokal adalah gagasan setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Hal itu berlaku untuk semua ras dan etnis.
“Jadi, tidak boleh memandang rendah dan menyepelekan kelompok lain. Sebab, setiap kelompok memiliki peran yang tidak dapat diabaikan dan bermakna bagi kehidupan bersama dalam berbangsa dan bernegara,” imbuhnya.
Untuk itu, Hasbi mengajak kepada masyarakat Banten untuk lebih menggelorakan sikap
toleransi dan saling menghormati agar terwujudnya kedamaian dan rasa aman di negeri tercinta.
“Semua itu akan tercapai bila kita menggunakan musyawarah untuk mencapai mufakat. Dengan cara ini semua gagasan yang timbul bisa diakomodasi dalam kesepakatan. Tidak ada yang menang, tidak ada yang kalah. Inilah yang biasa disebut sebagai win win solution,” tutup Hasbi. (*/Sandi)