JAKARTA — Kurbanaval 1444 H yang dihelat Dompet Dhuafa ramaikan Taman Literasi Martha Christina Tiahahu Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Sabtu (10/06/2023).
Dibuka dengan penampilan megah oleh Marching Band “Bahana Qu”, acara ini disambut dengan hangat dan penuh antusias oleh ratusan muda-mudi yang hadir sore itu.
Selain itu, Dompet Dhuafa juga menghadirkan Chef Amanda (Master Chef Indonesia season 10), yang melangsungkan demo memasak menu Sate Sapi Maranggi di hadapan pengunjung.
Tidak hanya itu, 500 tusuk Sate Sapi Maranggi itu dibagikan Chef Amanda kepada pengunjung yang hadir memeriahkan Kurbanaval Dompet Dhuafa di sana.
Guna terus upaya mengingatkan kebaikan via program Tebar Hewan Kurban (THK) pada masyarakat luas, kegiatan ini juga menghadirkan ‘Kurban Talks: Satu Kurban Banyak Kebaikan’, yang tentu dihadiri oleh narasumber terbaik yaitu Prima Hadi Putra selaku Direktur Komunikasi dan Teknologi Dompet Dhuafa, Mariatul Kibtiah sebagai Ketua Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa 1444 H, serta Elsya Sandria selaku Super Volunteer Dompet Dhuafa yang dipandu oleh Oghel Zulvianto & Dini Andromeda selaku MC.
Dalam Talkshow tersebut, Prima Hadi Putra juga memperkenalkan sejarah singkat Dompet Dhuafa dan memperkenalkan lima pilar program yang diantaranya adalah Program Ekonomi.
“Salah satu yang jadi hilirnya program ekonomi Dompet Dhuafa khususnya dalam pemberdayaan peternak di seluruh nusantara adalah program Tebar Hewan Kurban, sehingga di momen Iduladha 1444 H nanti, mereka tidak hanya menikmati hasil kerja keras mereka, tetapi juga berbagi dengan masyarakat sekitar,” papar Putra.
Lebih lanjut, Mariatul Kibtiah atau yang akrab disapa Lia selaku ketua THK Dompet Dhuafa 2023 juga menyampaikan bahwa program ini telah hadir sejak 1994, tepat satu tahun setelah Dompet Dhuafa berdiri dengan nama Tebar 999. Adapun nama Tebar Hewan Kurban (THK) sendiri berganti pada 1997.
Selain itu, disampaikan juga bahwa dalam Tebar Hewan Kurban ini, Dompet Dhuafa berupaya melakukan distribusi merata bukan hanya di kota besar, namun menyasar pelosok negeri yang terpencil atau yang sulit dijangkau.
Karena masih banyak di pelosok sana, masyarakat kita yang belum mendapat pemerataan hewan kurban saat hari raya Iduladha.
“Masih ada di pelosok sana yang makan daging setahun sekali, atau ada juga yang makan nasi dengan air,” terang Lia.
“THK tahun ini sudah 29 tahun sejak 1994 yang hadir dengan tujuan untuk sebaran atau pemerataan distribusi. Berkat amanah pekurban THK juga, program ini juga bukan hanya transaksional, namun pemberdayaan.
Prosesnya bahkan dilakukan jauh-jauh hari dengan Quality Control, apakah sudah sesuai dengan syariat, serta memastikan hewannya jantan untuk menjaga keberlangsungan reproduksinya,” jelas Lia.
Senada dengan itu, Elsya Sandria selaku Super Volunteer Dompet Dhuafa juga turut menceritakan pengalamannya saat distribusi Tebar Hewan Kurban di daerah Masamba, Sulawesi Selatan, yang akses jalanannya rusak akibat gempa dan menempuh perjalanan 7 jam saat itu.
“Aku jadi saksi ternyata di pelosok sana memang ada yang makan daging cuma setahun sekali. Aku juga bawa sapi nyebrang sungai, karena jalan utamanya putus. Sampai lokasi penerima manfaat, mereka sesenang itu, bahkan teriak-teriak ‘ada sapi, ada kurban, makan sate’,” aku Elsya.
Kurbanaval semakin seru dengan kegiatan Workshop Melukis Kebaikan di Taman, hingga penampilan musik oleh The Marge, Febry Rufi, dan juga The Rain. Melalui serangkaian kegiatan Kurbanaval hari itu, pengunjung juga bisa menambah wawasan lebih luas lagi mengenai hewan kurban dan juga terhibur pada saat yang sama.
Seperti yang disampaikan oleh Ayu (23), “Pokoknya acara ini seru banget sih dan nggak ngebosenin apa lagi buat anak muda. Dari acara Kurbanaval juga aku jadi tahu banyak tentang kurban. Ternyata selain buat diri sendiri kita juga bisa bantu masyarakat di tempat lain yang membutuhkan, jadi double deh pahalanya, soalnya sebelumnya ya nggak terlalu merhatiin banget tentang kurban,” ucap Ayu yang hadir hari itu.
Dompet Dhuafa juga terus berupaya dalam menjaga lingkungan, salah satunya dengan kampanye kurban asik tanpa kantong plastik.
“Biasanya selain kita siapkan wadah sendiri, warga menyiapkan sesuai kearifan lokal seperti wadah daun. Karenanya bukan hanya sekedar menjalankan ibadah, tapi Dompet Dhuafa juga ikut menjaga lingkungan,” pungkas Putra. (*/Red)