FAKTA – Ada praktik unik dari rutinitas keagamaan Islam di pedalaman Kalimantan.
Adalah seorang Ustadz atau pendakwah bernama Abdul Rusidi. Pria yang berasal dari Pati, Jawa Tengah ini, merupakan anggota yang tergabung dalam wadah Da’i Sahabat Masyarakat (Dasamas) sejak tahun 2015.
Lalu apa yang unik dan cara berbeda seperti apa, dari dakwah yang dilakukan Abdul Rusidi yang sudah berjalan 8 tahun ini.
Tempat tinggal dan aktivitas dakwah Abdul Rusidi ini berada di Desa Pacakan, Kecamatan Kusan Hulu, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan.
Ribuan kilometer jarak yang ditempuh dari tempat asalnya, tapi itu tidak menyurutkan semangat Abdul Rusidi untuk menyebarkan ilmu agama.
Ustadz Rusidi sapaan akrabnya, rela tinggal di pedalaman dan jauh dari hingar bingar kota besar demi menghidupkan nilai-nilai keagamaan di pedalaman suku dayak Kalimantan ini.
Di balik kegigihan Rusidi mencetak generasi qurani di desa binaan, Ia
memiliki ide unik untuk mengajak masyarakat sekitar mengikuti kegiatan pengajian bersama, yaitu dengan pengajian “ber-ayam”.
Konsep pengajian ber-ayam atau berhadiah ayam ini dimaksudkan untuk setiap jamaah yang mengikuti kegiatan mengaji akan mendapatkan satu indukan ayam untuk dipelihara.
“Jadi, semua jamaah yang hadir nantinya akan mendapat giliran untuk memiliki indukan ayam. Pemberian indukan ayam ini kami harap bisa membantu perekonomian masyarakat juga. Karena beberapa indukan yang
diberikan telah beranak pinak sehingga bisa dijual dan terus
dikembangkan menjadi usaha di masing-masing keluarga,” terang Abdul Rusidi, dalam keterangan LAZ Al-Azhar, Jumat (3/3/2023).
Berkat gagasan uniknya dalam menyiarkan agama Islam, Abdul Rusidi saat ini mampu berdakwah secara rutin kepada sekitar 130 jamaah. Sedangkan untuk santrinya mencapai 213 orang.
Selain menggagas pengajian ber-ayam, Rusidi kini juga diamanahi untuk mengelola Pesantren Asy-Syafiiah di Desa Pacakan.
Pesantren ini dibangun dari gagasan Rusidi melalui sinergi dengan pihak desa, pihak kecamatan, dan seluruh stakeholder yang bersinergi.
Melalui pendidikan pesantren, kini anak-anak Desa Pacakan dapat merasakan nikmatnya membaca Al Quran.
Perubahan positif di bidang pendidikan dan keagamaan menjadi salah satu tugas yang dijalankan oleh seorang Dasamas LAZ Al-Azhar.
Peran dan fungsinya di tengah masyarakat sebagai penyuluh, mediator, motivator, mobilisator, dan juga coaching dilakukan demi mendorong keberhasilan program pemberdayaan masyarakat agar mandiri baik di bidang pendidikan, perekonomian, kesehatan, maupun keagamaannya.
Kemudian bagaimana hukumnya mengajak pengajian dengan menjanjikan hadiah?
Bukankah pengajian adalah sarana umat Islam untuk mendapatkan ilmu, dan bagian dari kewajiban untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
Lalu kenapa hadiah materi, berupa ayam, menjadi bagian yang dihidupkan dalam syiar agama ini?
Tentu setiap pendakwah memiliki strategi dan juga cara bagaimana mengajak umatnya agar lebih dekat dengan ilmu dan Al-Qur’an.
Selain sudah pasti bersedekah Ilmu, pendakwah yang memberi contoh atau keteladanan dengan giat bersedekah tentu merupakan kebaikan. Dan tentunya akan terjalin hubungan yang semakin harmonis antara guru dan jamaahnya.
Dalam hadits yang diriwayatkan Abdulah bin Umar RA menceritakan, ketika Rasulullah SAW sedang berkhutbah di atas mimbar menjelaskan perihal sedekah dan mencegah diri dari meminta-minta, beliau bersabda, “Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Tangan yang di atas ialah tangan yang memberi, sedangkan tangan yang di bawah ialah tangan yang meminta.” (HR Muslim).
Sedekah itu panggilan jiwa. Pekerjaan hati yang ikhlas dan bahagia melihat orang lain merasa berbahagia. Ada banyak aneka cara bersedekah.
Lantas, apakah sedekah terbaik guru untuk murid-muridnya? Pertama, tutur kata guru yang baik. Kata-kata yang terucap dari seorang guru hendaknya menggugah kesadaran, membangkitkan rasa percaya diri dan motivasi belajar pada murid, serta mendoakan hal-hal baik untuk kehidupan para muridnya.
Rasulullah SAW bersabda, “Peliharalah dirimu dari neraka walaupun dengan (bersedekah) sebelah buah kurma. Jika kamu tak sanggup, maka dengan tutur kata yang baik.” (HR Muslim).
Kedua, sikap keteladanan guru. Contoh itu ada yang baik dan buruk. Namun, keteladanan sudah pasti baiknya. Keteladanan guru menginspirasi murid-murid untuk berperilaku baik secara konsisten dalam keseharian.
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa mengerjakan baik dalam Islam, maka ia memperoleh pahala ditambah pahala orang yang mencontoh perbuatannya itu tanpa mengurangi pahala mereka masing-masing. Dan barang siapa melaksanakan pekerjaan jahat, maka ia akan mendapatkan dosanya, ditambah dosa orang-orang yang mencontoh perbuatan buruknya itu tanpa mengurangi dosa mereka masing-masing.” (HR Muslim).
Ketiga, senyuman guru. Rasulullah bersabda, “Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.” (HR Tirmidzi).
Wajah adalah ekspresi dari pancaran hati. Hati yang senantiasa mengingat Allah SWT, memancarkan wajah yang dipenuhi kesejukan dan senyum tulus.
Guru yang murah senyum penuh ketulusan bisa menyenangkan hati para murid. Murid akan lebih terbuka dan senang berinteraksi dengan pribadi guru yang peduli dan ramah.
Keempat, harta kekayaan guru. Bagi guru yang dianugerahi harta yang cukup bahkan berlimpah, bersedekahlah! Jangan tunggu kaya untuk bisa bersedekah.
Abu Hurairah RA mengabarkan, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak seorang pun yang menyedekahkan hartanya yang halal di mana Allah menerima dengan baik, walaupun sedekahnya itu hanya sebutir kurma. Maka kurma itu akan bertambah besar di tangan Allah Yang Maha Pengasih sehingga menjadi lebih besar daripada gunung. Demikian Allah memelihara sedekahmu, sebagaimana halnya kamu memelihara anak kambing dan anak unta (yang semakin lama semakin besar).” (HR Muslim).
Di panggung dunia, seseorang bisa memainkan perannya sebagai guru. Namun, saat tirai kehidupan berakhir karena guru meninggal dunia, apakah gerangan yang bisa menyelamatkan guru di akhirat kelak?
Rasulullah SAW bersabda, “Naungan bagi seorang mukmin pada hari kiamat adalah sedekahnya.” (HR Ahmad).
Menjadi guru beriman yang rajin bersedekah adalah investasi terbaik untuk kehidupan akhirat kelak. Wallahu a’lam bishawab. (*/Red)
Dikutip dari tulisan Asep Sapaat, di Republika.co.id