30 Ribu Anak Muda Ikuti Tes Calon TKI ke Korea

SURABAYA – 30.109 anak muda mulai Sabtu hingga Minggu secara serentak mengikuti tes calon TKI ke Korea Selatan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 14.978 peserta mengikuti ujian di Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 7.451 orang di Universitas Dr.Sutomo, Surabaya, di Ikopin Bandung sebanyak 5.752 dan 1.928 lainnya mengikuti tes di Universitas Esa Unggul, Jakarta.

Mengingat jumlah peserta yang demikian banyak, maka ujian tahap pertama ini diselenggarakan selama dua hari, 1-2 April 2017. Pada hari pertama, separuh dari jumlah diatas mengiikuti tes, disusul pada hari berikutnya dengan jumlah yang sama.

Setiap peserta menjalani ujian tertulis selama 60 menit. Bila lulus mereka akan diikutsertakan dalam uji kecakapan dan kompetensi pada 24 Mei mendatang, kata Deputi Penempatan BNP2TKI Agusdin Subiantoro, Minggu (2/4).

Peserta ujian di Unitomo berasal dari berbagai kota seperti Blitar, Ponorogo, Tulung Agung, Madiun, Ngawi dan Malang. Mereka umumnya dikoordinir lembaga pendidikan bahasa Korea, namun ada juga yang datang secara mandiri.

Para peserta umumnya harus membayar biaya transportasi pergi-pulang serta dua kali makan sebesar Rp 150-Rp 250 ribu per orang.

Untuk menghabiskan waktu menunggu saatnya ujian, mereka tidur-tiduran di sembarang tempat. Banyak pula yang mengaku belum sempat mandi pagi.

Panitia memberlakukan pemeriksaan yang ketat, termasuk menggunakan detektor logam. Peserta hanya boleh membawa kartu identitas dan alat tulis , adapun HP dan dompet harus dititipkan. Sebelum itu sidik jari peserta serta dokumen ujian dicocokan.

“Sistem ini diberlakukan untuk menghindari joki ujian dan menciptakan transparansi proses penilaian”, ujar Agusdin.

Ketatnya persaingan memperebutkan peluang kerja ke Korea menimbulkan banyak pihak yang melakukan jalan pintas agar bisa lolos tes, namun modus-modus tersebut sudah diantisipasi dengan berbagai cara termasuk absen dengan finger print untuk calon peserta, tambah Agusdin.

Universitas Sebelas Maret

Ujian bahasa Korea (EPS-TOPIK/Employment Permit System Test Of Profiency in Korea ) yang diselenggarakan bersama Dinas Pengembangan Sumber Daya Manusia Korea Selatan dan BNP2TKI itu juga dilakukan di Solo.

Wakil Rektor II Universitas Sebelas Maret Solo, Dr. Mochamad Jamin SH.MH. menyatakan terima kasih kepada BNP2TKI yang kembali mempercayakan UNS menjadi fasilitator untuk wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Kali ini adalah yang ketujuh kita bekerja sama.

EPS-POINT SYSTEM akan memberikan penilaian yang obyektif secara kualitas baik kemampuan bahasa maupun keterampilan serta kompetensi. Jadi diharapkan dapat menempatkan ‘the right man in the right place’,ujar Agustin Subiantoro, Deputi Penempatan pada saat pelaksanaan ujian hari pertama di Solo, Sabtu, 1 April 2017.

Menurut data BNP2TKI, upah minimum sektor manufaktur di Korea tidak kurang dari Rp 16 juta per bulan. Dan pemerintah Korea pada tahun ini menyediakan kuota bagi 5.200 TKI. Adapun jumlah remitansi yang dihasilkan dari TKI di Korea pada tahun 2016 mencapai Rp 2,681 triliun. (*)

 

 

 

 

 

Sumber : kanigoro.com

BNP2TKIKerea SelatanTKI
Comments (0)
Add Comment