JAKARTA – Bedah Buku Imelda Bachtiar yang berjudul ‘Loper Koran Jadi Jenderal, Seni Memimpin Jendral TNI Dudung Abdurrahman’ dalam acara Rapimnas SMSI di Mabesad TNI pada Kamis (21/7/2022), mendapat reaksi positif dari salah seorang mantan Aktivis 98 Budiman Sudjatmiko.
Pasalnya, rekam jejak yang pernah dilalui oleh Jenderal Dudung Abdurachman dalam buku tersebut cukup menginpirasi para pembacanya.
Selama ini, banyak orang-orang yang cuma memandang keberhasilan Jenderal Dudung semata. Padahal seharusnya, proseslah yang paling utama untuk dilirik.
“Saya akan selalu menghargai segala potensi yang dimiliki oleh setiap orang. Jika orang suka melihat orang yang memiliki cahaya dari atas, saya lebih suka melihat cahaya itu justru dari bawah dulu,” ungkapnya.
Belajar dari pengalaman sang Jenderal Dudung, bahwa setiap manusia bagi Budiman Sudjatmiko itu harus tegak lurus diatas kebenaran.
Tak pantang menyerah, dan selalu berani tampil dengan gagasan-gagasan barunya.
“Kebajikan tertinggi yang dimiliki oleh setiap manusia adalah berani. Orang yang terpuruk sebetulnya sedang diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk menjadi yang terlebih baik. Panglima Sudirman yang terusir dari Jogja misalnya,” tambahnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, bahwa ukuran kesuksesan seseorang itu dapat dilihat dari seberapa besar pengaruhnya dalam mengendalikan emosinya.
“Jika nama leluhurmu tercatat baik dalam sejarah, maka kamu akan melakukan sekuat tenaga agar nama baik tersebut tetap terjaga. Jika nama leluhurmu tercatat buruk dalam sejarah, maka kamu pasti akan berupaya untuk memperbaiki catatan buruk tersebut. Jika nama leluhurmu tidak tercatat sama sekali dalam sejarah, maka kamulah yang harus mencetak sejarah itu,” tegasnya.
Di tempat yang sama, penulis buku tersebut Imelda Bachtiar merasa tertantang awalnya untuk membongkar rahasia dibalik kesuksesan Jendral Dudung.
“Ini buku diambil dari kisah nyata Jendral Dudung saat masih kecil, dan kerja keras beliau dalam menggapai mimpinya,” ungkapnya.
Banyak pelajaran yang bisa diambil dalam buku tersebut, terutama bagi para pemuda yang senang dalam berorganisasi juga rekomeded untuk membaca dan memahami isi buku tersebut secara mendetail.
“Semoga buku ini bisa jadi rujukan untuk kaum muda dalam belajar cara atau leadershipnya bapak Dudung. Sebagai seorang penulis buku ini juga, jujur saja saya sangat terharu,” pungkasnya. (*/Mukhlas)