JAKARTA – Gubernur Banten Andra Soni mengulas makna efesiensi yang tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025. Hal itu disampaikan Gubernur Andra saat menjadi narasumber diskusi publik yang digelar Yayasan Bahtera Maju Indonesia, di Hotel Santika Premiere, Jakarta, Jumat, (14/3/2025).
Diskusi yang dikemas dengan buka puasa ini juga menghadirikan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi dan Menteri Perhubungan periode 2019-2024 Budi Karya Sumadi.
Diskusi yang dihadiri puluhan orang ini menjadi momen penting bagi Gubernur Banten Andra Soni dalam menyampaikan tujuan dari kebijakan efesiensi yang dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, tujuannya jelas untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya keuangan agar mencapai hasil maksimal.
Dikatakannya, upaya efisiensi ini ingin menghindari pemborosan-pemborosan akibat kegiatan yang tidak terlalu diperlukan, dan memastikan setiap rupiah memberikan manfaat bagi masyarakat.
Ia menerjemahkan efesiensi itu dengan cara memangkas anggaran yang tidak perlu seperti kegiatan-kegiatan ceremonial hingga perjalanan ke luar negeri, yang kemudian mengalihkannya kepada pembangunan-pembangunan yang dibutuhkan masyarakat. Seperti, program sekolah gratis dan program Bang Andra (Bangun jalan desa sejahtera).
“Dari hasil efesiensi saya dalam waktu dekat bisa bangun jalan puluhan kilometer, bukan sekedar memotong anggaran, tapi mengefesiensikan setiap APBD yang digunakan untuk kepentingan rakyat,” tegas Andra Soni.
Praktek efesiensi yang terjadi di Banten ini kata Andra, akan lebih terasa manfaatnya oleh masyarakat. Ia mengaku ingin memastikan uang rakyat digunakan untuk kepentingan rakyat.
“Kita harus mengembalikannya ke rakyat dalam bentuk program-program yang betul-betul diperlukan. Sehingga program efisiensi Pak Prabowo itu adalah program yang harus kita dukung,” kata Andra.
Narasi kaitan efesiensi yang disampaikan Gubernur Banten Andra Soni ini dipuji oleh peserta diskusi dari Yayasan Bahtera Maju Indonesia, Agus Purnomo. Menurutnya, penyampaian Andra logis soal narasi efesiensi.
Sehingga kata dia, publik bisa menangkap dengan mudah makna dari efesiensi, dan mengetahui maksud dari kebijakan tersebut. (*/Faqih)