BANDUNG – Konferensi Internasional World Zakat Forum (WZF) adalah sebuah event yang diselenggarakan setiap tahunnya dimana organisasi pengelola zakat dari berbagai penjuru dunia hadir untuk membahas perkembangan pengelolaan zakat. Kongres ini dihadiri oleh 30 negara yang diwakili organisasi pengelolaan zakat di masing-masing negara. Tahun ini, WZF International Conference digelar pada 5-7 November 2019 di Crowne Plaza Hotel, Bandung, Jawa Barat.
Konferensi tersebut mengangkat tema “Optimizing Global Zakat Role Through Digital Technology”. Dimana sebanyak 300 tokoh organisasi pengelola zakat hadir guna membahas mengenai pengoptimalan peran teknologi digital dalam pengelolaan zakat.
Ketua BAZNAS Bambang Sudibyo mengatakan, tema itu diangkat guna mengoptimalkan zakat dengan menggunakan teknologi. Teknologi 4.0 sudah menjadi keharusan di lingkungan keuangan, gerakan zakat adalah gerakan dibidang keuangan syariah, maka pengadaan zakat harus up to date dan relevan dengan kondisi masyarakat sekarang.
“Gerakan zakat sangat penting karena mampu menguatkan perekonomian suatu negara. Di saat ini, banyak negara-negara dunia yang sedang mengalami krisis, terutama negara-negara berkembang seperti Venezuela, Argentina, dan lainnya bahkan negara-negara besar di Amerika dan Eropa, seperti Jerman, Inggris, dan China, mengalami perlambatan ekonomi. Tak hanya itu, Indonesia sangat berpotensi mengalami perlambatan ekonomi yang kemungkinan pertumbuhan hanya mencapai angka dibawah 6%,” tambah Bambang.
Dr. Elnur Salihovic selaku International Expert and Consultant at UNICEF mengungkapkan bahwa MoU pada pertemuan World Zakat Forum ini sebagai note kesepahaman bahwa negara-negara yang terlibat sepakat untuk mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) melalui zakat, MoU ini merupakan jalan untuk mereplikasi program yg sudah berjalan. Jadi negara-negara yang memiliki lembaga amil zakat dapat ikut berperan serta menerapkan program dengan berlandaskan Sustainable Development Goals.
Indah Prihanande, Direktur LAZ Harfa mengungkapkan bahwa pertemuan seperti World Zakat Forum ini sangat penting bagi para penggiat zakat, oleh sebab itu LAZ Harfa pada setiap pertemuan di WFZ selalu hadir setiap tahunnya. Banyak hal yang didapatkan dalam pertemuan tersebut, salah satunya yaitu perkembangan zakat di seluruh dunia.
“Ini kesempatan Laz Harfa bisa belajar untuk best practice dan bertukar gagasan, bersinergi dalam memudahkan untuk mengelola zakat, dan kiprah Laz Harfa bukan hanya dalam lingkup provinsi akan tetapi berusaha untuk berskala nasional hingga internasional, dan ini kontribusi dalam meluaskan jaringan terhadap institusi zakat di seluruh dunia,” ucapnya.
“Peran LAZ Harfa dalam gerakan zakat di Indonesia tidak bisa dianggap kecil dalam membentuk peradaban zakat yang makin berkembang ini, saya berharap Laz Harfa dapat terus berkembang menjadi lembaga zakat yang amanah dan dapat mendayagunakan zakat dengan sebaik-baiknya dan terus menginspirasi dengan program yang terbaik agar zakat dapat berperan dalam mengentaskan kemiskinan,” ungkap Arifin Purwakananta, Direktur Utama BAZNAS di sela-sela konferensi berlangsung.
Dalam konferensi WZF tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengelolaan zakat global untuk kesejahteraan dunia. Pengelolaan zakat yang benar dan tepat tentunya akan berpengaruh dan memberikan dampak positif terhadap permasalahan ekonomi yang terjadi. Potensi zakat Indonesia sendiri tergolong besar, yakni dapat mencapai Rp230 triliun. Namun, zakat yang bisa dikelola baru Rp8 triliun atau 3,5 persen dari potensi yang ada. (*/Red)