JAKARTA – Peneliti memperkirakan puluhan juta orang bisa jadi korban apabila virus Corona masuk ke skala pandemi. Seorang ilmuwan di John Hopkins Center for Health Security menjalankan simulasi apabila virus Corona mencapai skala pandemi, hasilnya 65 juta orang bisa mati dalam waktu 18 bulan.
Dilansir dari Business Insider, Eric tidak terkejut saat virus Corona mewabah di Wuhan, China pada awal Januari. Tiga bulan sebelum wabah melanda, ia telah melakukan simulasi pandemi global yang melibatkan virus Corona.
Virus Corona juga menyebabkan sindrom pernapasan akut yang parah di China. Virus tersebut berdampak pada sekitar 8 ribu orang dan membunuh 774 orang pada awal 2000-an.
“Saya sudah lama berpikir bahwa virus yang paling mungkin menyebabkan pandemi baru adalah virus Corona,” kata Toner.
Wabah di Wuhan memang belum masuk skala pandemi, tapi virus tersebut telah dilaporkan menjangkiti masyarakat di Thailand, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Vietnam, Singapura, Amerika Serikat dan Arab Saudi.
“Kami belum tahu seberapa menularnya. Kami tahu bahwa itu sedang menyebar dari orang ke orang, tetapi kami tidak tahu sampai sejauh mana,” kata Toner.
China sendiri telah menetapkan status darurat terhadap wabah virus Corona. Sementara, WHO dan negara-negara di dunia masih meneliti lebih lanjut penyebaran virus yang disebut-sebut mirip SARS ini.
“Kesan pertama awal adalah bahwa Corona secara signifikan lebih ringan daripada SARS. Jadi itu menenteramkan. Di sisi lain, Corona mungkin lebih mudah ditransmisikan daripada SARS,” ujar Toner.
Berita Terkait: Waspada Virus Corona, Pekerja Asing Asal China di Cilegon Harus Dicek Medis
Dilansir dari The Blaze, langkah mitigasi yang harus dilakukan untuk menghadapi virus Corona adalah dengan menciptakan vaksin. Toner mengatakan, ilmuwan perlu bergerak cepat membuat vaksin, yang saat ini sedang dikembangkan.
“Jika kita bisa membuatnya sehingga kita bisa memiliki vaksin dalam beberapa bulan, bukan tahun atau dekade, itu akan menjadi pengubah,” katanya. (*/CNN)