JAKARTA – Isu resume ramai kabinet Indonesia Maju ramai dibicarakan publik. Hal ini dibenarkan oleh Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden, Ali Muchtar Ngabalin kepada wartawan. Ali membenarkan presiden Joko Widodo tengah menggodog permasalahan yang sedang berlangsung dalam waktu dekat.
Selain isu Reshuffle Presiden Joko Widodo mempunyai keinginan untuk menyatukan lembaga-lembaga dan kementerian-Kementerian menjadi satu. Diantaranya adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan disatulembagakan dengan kementerian Riset dan Teknologi. Selain itu, Lembaga yang menaungi investasi, BKPM dibentuk dan disatukan menjadi kementerian Investasi.
Pasca keinginan Presiden untuk menyatukan lembaga-lembaga terkait akhirnya mendapatkan persetujuan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Hal ini juga yang menguatkan isu Reshuffle menjadi semakin menguat.
Selain itu, Presiden Joko Widodo tengah mengadakan pertemuan khusus bersama Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang sekaligus Mantan Presiden Indonesia ke 5. Hal ini dibenarkan oleh Hasto Kristanto Sekjen PDI Perjuangan.
Dalam pertemuannya Hasto menyebut, pertemuan tersebut membicarakan tentang situasi dan kondisi kebangsaan secara nasional. Selain itu, Hasto menyebut bahwa ihwal Resuffle kabinet merupakah hak priogratif Presiden sendiri.
“Kalau Bu Mega kan secara periodik bertemu Pak Presiden Jokowi. Sekitar 10 hari yang lalu juga ada pertemuan itu. Secara rutin dilakukan rata-rata sekitar 3 bulan itu ada pertemuan rutin” dilansir dari Kompas, Minggu (10/4/2021).
Pasca isu peleburan kabinet, Reshuffle dan pertemuan dengan Megawati lembaga Survey merilis nama-nama menteri yang tengah disurvei beberapa pekan yang dipandang berhak direshufle dan dipertahankan di kabinet Indonesia Maju. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Kementerian paling populer
Kemensos: 73,1%, Kemendagri: 64,8%, Kemenhan: 58%, Kemenkeu: 41% dan KemenPUPR 37%
Menteri paling populer
Prabowo Subianto: 56%, Tito Karnavian: 43%, Sandiaga Uno: 39%, Mahfud Md: 30%, Sri Mulyani 29%
Menteri berkinerja paling memuaskan
Sri Mulyani: 54,7%, Retno LP Marsudi: 50%, Tri Rismaharini: 42%, Tito Karnavian: 38% dan Mahfud Md: 34%
Menteri yang dianggap paling tak memuaskan
Yasonna H Laoly: 50%, Ida Fauziyah: 45%, Zainudin Amali: 40%, Syahrul Yasin Limpo: 33%, Tjahjo Kumolo: 31%
Kementerian yang diharapkan direshuffle
Kemenko Perekonomian: 36%, Kemenko Polhukam: 24%, Kemenko Maritim dan Investasi: 11%, Kemenko PMK: 29%
Menteri dibawah Kemenko Perekonomian yang diharapkan direshuffle
Ida Fauziyah: 46%, Teten Masduki: 28%, Syahrul Yasin Limpo: 27%, Wahyu Sakti Trenggono: 30%, Siti Nurbaya Bakar: 23%, Arifin Tasrif: 19%
Menteri dibawah Kemenko Polhukam yang diharapkan direshuffle
Yasonna H Laoly: 54%, Tjahjo Kumolo: 34% dab Johnny G Plate: 29%
Menteri dibawah Kemenko PMK yang diharapkan direshuffle
Zainudin Amali: 41%, I Gusti Ayu Bintang Darmawati: 15% dan Abdul Halim Iskandar: 12% (Servey IPO RILIS 10 April dalam Detiknews)
Direktur Fokus Institute, M. F. Zaky Mubarok menilai bahwa proses Resuffle kabinet sangat cocok dan tepat. Zaky menilai bahwa banyak permasalahan yang harus segera disikapi dan diselesaikan.
“Pemerintah mau Resuffle dalam waktu dekat itu sangat tepat. Sebab banyak masalah yang harus segera diselesaikan” tuturnya.
Zaky menyebut maslah sosial politik dan ideologi hingga ekonomi adalah konsens utama. Ia menyinggung permasalahan kasus terorisme merupakan hal yang harus diselesaikan.
“Masalahnya kan terdapat pada isu yang masih hangat; terorisme. Terorisme harus segera diselesaikan, jangan lengah” tegasnya.
Selain itu ia menyebut bahwa dalam urusan ekonomi hal juga harus diperhatikan secara teliti oleh semua pihak dan kalangan terkhusus di masa pandemi.
“Masalah ekonomi itu utama Dan harus diutamakan. Pandemi itu sebab ekonomi melemah. Hingga harus segera diselesaikan,” ujarnya.
Pemerintah dalam hal ini harus mengaca pada pokok pokok permasalahan yang sedang berlangsung. Muncul isu Resuffle hingga mencuat nama-nama kementerian dan tokoh pengantinnya. Zaky berharap pemerintah profesional, harus memperhatikan sosok yang mempunya akuntabilitas dan loyalitas tinggi terhadap pengabdian.
“Harus orang yang mempunyai akuntabilitas dan loyalitas tinggi dan terbukti mampu menyelesaikan masalah,” lanjutnya.
Disinggung tokoh-tokoh mana saja yang dapat menggantikan beberapa orang yang ada di kementerian Zaky menyebut banyak terdapat pada kabinet Pak Jokowi jilid pertama dan lainnya.
“Banyak, patokannya terdapat pada kabinet pak Jokowi jilid pertama, banyak pokoknya” tutupnya. (*/Red)