JAKARTA — Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto memberikan data terbaru jumlah pasien positif virus corona atau Covid-19. Yurianto mengatakan, ada penambahan sebanyak 81 orang yang dinyatakan positif corona, sehingga total kasus positif berjumlah 450 orang.
“Data hingga hari ini, tanggal 21 Maret, ada penambahan sebanyak 81 orang dinyatakan positif, sehingga total kasus positif Covid-19 berjumlah 450 orang,” ujarnya, Sabtu (21/3/2020).
Yurianto mengatakan, untuk jumlah pasien meninggal juga bertambah enam orang sehingga jumlah korban jiwa akibat corona berjumlah 38 orang. Berdasarkan catatan, 38 kasus meninggal itu tersebar di berbagai daerah, di antaranya satu kasus di Bali, dua kasus di Banten, 23 kasus di DKI Jakarta, tujuh kasus di Jawa Barat, tiga kasus di Jawa Tengah, satu kasus di Jawa Timur, dan satu kasus di Sumatra Utara.
Sedangkan untuk pasien yang dua kali dinyatakan sembuh bertambah menjadi 20 orang. “Klinisnya sudah membaik dan dinyatakan sembuh sebanyak empat orang sehingga total yang sudah sembuh dan bisa pulang 20 orang,” jelasnya
Ia mengatakan, data tersebut sudah diserahkan ke masing-masing dinas kesehatan provinsi yang terdapat kasus positif corona. Sehingga menjadi bahan bagi pemerintah daerah segera melakukan penelusuran kontak (contact tracing) yang pernah berhubungan dengan pasien positif.
Selanjutnya, Kementerian Kesehatan pun akan kembali melakukan penelurusan kontak agar dilengkapi dengan rapid test Covid-19. Hal ini untuk memastikan pelacakan kontak dekat pasien positif corona dengan baik.
Yurianto mengatakan, pemerintah telah memesan satu juta unit rapid test dan datang di Indonesia secara bertahap. Saat ini yang tersedia sudah ada 150 ribu unit rapid test yang akan didistribusikan ke seluruh provinsi sesuai jumlah indikasi kasus corona.
“Sampai hari ini, sudah dilakukan 2.000 pemeriksaan dan pemeriksaan masih terus berlanjut. Nantinya akan simultan setelah rapid test kit didistribusikan,” ucapnya.
Ia pun meminta masyarakat tetap menjaga jarak sosial atau social distancing untuk mencegah penyebaran dan penularan virus corona. “Dan kita hindari pertemuan-pertemuan, kerumunan-kerumunan yang sangat memungkinkan terjadinya penularan di antara penderita dengan yang sehat,” kata Yurianto. (*/Republika)