Keren! Tak Hanya Sepatu, PBMA Juga Ternyata Produksi Batik

 

JAKARTA – Tak hanya sepatu sekolah, ternyata Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA) juga ternyata sudah memproduksi batik.

Batik produksi PBMA tersebut memiliki dua varian. Batik untuk guru dengan jenis bahan Viscose Disperse, sementara siswa jenis bahannya Cotton Reactive.

Bendahara Umum PBMA, Pujiyanto mengatakan, jika batik itu mulai diproduksi sejak Oktober 2021, dan sebagian sudah didistribusikan ke sejumlah sekolah yang berada di bawah naungan Mathla’ul Anwar.

“Ini karya nyata PBMA di bawah pimpinan Pak KH Embay Mulya Syarief. Pak Ketua Umum PBMA dan pengurus PBMA lainnya memang berkomitmen membangun ekonomi organisasi dan masyarakat melalui produk kreatif dan inovatif,” ujar Pujiyanto saat dikonfirmasi, pada Selasa, 11 Januari 2021.

Menurutnya, terobosan terbaru itu mendapat respon yang bagus dari masyarakat, khususnya kalangan siswa dan pengajar di lingkungan Mathla’ul Anwar.

Apalagi kata Pujiyanto, produk yang dihasilkan PBMA ini secara kualitas tidak kalah oleh produk lainnya..

“Kualitas kedua barang produksi PBMA kita berani adu lah dengan produk lainnya. Memang untuk sementara produksi kita hanya untuk memenuhi kebutuhan internal,” ungkapnya.

Bahkan lanjut dia, tidak menutup kemungkinan PBMA akan memproduksi barang lainnya untuk umum, dengan spesifikasi barang sesuai pesanan.

Pujiyanto menjelaskan, harga batik untuk siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Rp100.000, untuk batik Madrasah Tsanawiyah (MTs) Rp120.000 dan untuk siswa Madrasah Aliyah Rp150.000.

Sejak Oktober 2021 hingga saat ini, kata Pujiyanto, PBMA sudah memproduksi batik sebanyak 100.000 pcs dengan target produksi hingga 1 juta pcs.

“Untuk pemesanan barang dalam jumlah banyak kita antar langsung ke tempat. Sementara untuk pemesan dari luar Pulau Jawa kita kirim melalui paket,” katanya.

Ia menyebut, PBMA memproduksi barang berdasarkan pesanan. Bahkan dari luar Pulau Jawa biasanya kata dia, memesan dalam bentuk roll atau ukuran 100 yard.

“Artinya, pembeli dari luar Pulau Jawa memesan bahan, bukan baju yang sudah jadi. Sejauh ini respon pembeli atau pemesan terhadap kualitas barang, cukup baik. Mereka mengaku puas,” katanya. (*/Faqih)

Comments (0)
Add Comment