JAKARTA – Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan, sebagian besar negara dengan mayoritas penduduk muslim sulit berkembang di bidang ekonomi karena masih konservatif dalam menerapkan ajaran agama di kehidupan sehari-hari.
“Cara berpikir konservatif menjadi salah satu penyebab mengapa negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim masih tergolong underdevelopment country dan mengalami ketertinggalan dalam ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya,” kata Ma’ruf seperti dikutip Antara, Jakarta, Minggu, (10/5/2020) lalu.
Ma’ruf Amin menilai cara berpikir tersebut semakin berkembang akhir-akhir ini. Khususnya ketika muncul kelompok-kelompok masyarakat yang berpikir bahwa kemurnian Islam harus dibangun dengan cara tekstualis.
“Cara berpikir seperti itu memang sudah mulai berkembang akhir-akhir ini, ketika isu kemurnian Islam harus dibangun dengan kemudian kita mengalami kemunduran berpikir dan mengarah pada cara pikir yang sangat tekstual,” kata Wapres.
Kelompok konservatif tersebut, lanjutnya, biasanya menolak adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi karena dianggap tidak sesuai dengan pemahaman mereka terhadap ajaran Islam tekstual. Padahal, kata dia, pemahaman secara tekstual dan konservatif itu tidak sesuai dengan salah satu sabda Nabi Muhammad.
Cara berpikir konservatif tersebut juga menghambat upaya-upaya dalam mewujudkan peradaban Islam. Untuk membangun kembali peradaban Islam, kata Ma’ruf, pola pikir wasathi atau moderat harus ditanamkan dan dikembangkan di negara Islam dan negara berpenduduk mayoritas Muslim.
“Cara berpikir konservatif seperti itu menghambat dan kontraproduktif terhadap upaya membangun kembali peradaban Islam. Oleh karena itu, cara berpikir wasathi dapat menjadi pijakan kuat untuk kita membangun kembali peradaban Islam yang kuat,” katanya. (*/Liputan6)