Pariwisata Indonesia Naik Level, SMSI Apresiasi Menparekraf

 

JAKARTA – Ketua Bidang Luar Negeri Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Aat Surya Safaat mengapresiasi kinerja Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dan jajaran Kemenparekraf yang berhasil menaikkan peringkat pariwisata Indonesia secara signifikan.

“Kami mengapresiasi dan mengucapkan selamat kepada Menparekraf. Peringkat pariwisata Indonesia kini berada di posisi 32 dari sebelumnya ranking 44. Wisata halal Indonesia juga saat ini berada di peringkat dua dunia, sementara Menparekraf telah mendapat kehormatan berbicara tentang pariwisata berkelanjutan di Majelis Umum PBB,” katanya di Jakarta, Kamis (2/6/2022).

Ketua Bidang Luar Negeri SMSI mengemukakan keterangan tersebut dalam perbincangan dengan wartawan terkait naiknya peringkat dan citra pariwisata Indonesia secara signifikan di dunia internasional.

Sebagaimana dirilis World Economic Forum, Travel Tourism Development Index (TTDI) Indonesia sebelumnya adalah 44. Saat ini naik 12 level sehingga peringkat pariwisata Indonesia berada di posisi 32, melampaui Thailand yang kerap disebut “Traveler’s Paradise” dan Malaysia yang terus mengiklankan diri dengan tagline “Malaysia Truly Asia”.

Pada posisi ini, di Asia Tenggara, Indonesia hanya kalah dari Singapura, sedangkan di Asia Pasifik, Indonesia menempati ranking delapan.

Selain itu, Global Muslim Travel Index (GMTI) 2022 menempatkan Indonesia pada peringkat dua dunia, suatu peningkatan peringkat yang signifikan setelah tahun sebelumnya berada pada urutan empat.

Secara akumulatif poin, Indonesia hanya kalah dari Malaysia yang menempati urutan pertama, namun Indonesia mengungguli negara-negara besar lainnya seperti Arab Saudi, Turki, UEA, hingga Qatar yang berturut-turut ada di bawah peringkat Indonesia.

Sementara itu Menparekraf pada 4 Mei 2022 mendapat kehormatan berbicara di ‘High-level Thematic Debate on Tourism’ yang digelar oleh Majelis Umum PBB New York.

Menparekraf menyebutkan bahwa Indonesia saat ini menjadi acuan dunia dalam penanganan COVID-19. Selain dalam penanganan pandemi, Indonesia juga menjadi acuan dunia untuk membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif setelah dua tahun dihantam pandemi, dengan tetap memperhatinkan sisi sosial dan lingkungan hidup.

Menurut Ketua Bidang Luar Negeri SMSI Aat Surya Safaat, naiknya peringkat dan citra pariwisata Indonesia secara signifikan di dunia internasional tidak lepas dari leadership (kepemimpinan) Menparekraf Sandiaga Uno. Sandi juga dinilai memahami dengan baik fungsi manajemen serta mampu berkomunikasi efektif dengan berbagai kalangan terkait.

“Bagaimanapun, kunci kemajuan suatu institusi adalah faktor leadership yang didukung dengan pemahaman manajemen yang baik serta kemampuan komunikasi yang efektif dari pemimpinnya,” kata Kepala Biro Kantor Berita ANTARA New York periode 1993-1998 dan Pemimpin Redaksi ANTARA 2016 itu.

Penasehat Forum Akademisi Indonesia (FAI) itu juga menyatakan terkesan dengan gebrakan Menparekraf yang dikenal dengan terminologi “Gercep”, “Geber”, dan “Gaspol”. “Gercep” menurut Sandi adalah bergerak cepat dan “Geber” adalah bergerak bersama-sama memanfaatkan semua potensi untuk membangkitkan industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Adapun “Gaspol” adalah menggarap secara optimal semua potensi yang ada.

Aat juga menyatakan setuju dengan pernyataan Sandi bahwa pariwisata Tanah Air tidak boleh hanya memperhatikan kuantitas, tetapi juga kualitas serta tak hanya mengejar profit, tetapi juga memperhatikan keberlangsungan lingkungan.

Sementara itu National Tourism Strategist, Taufan Rahmadi pada tempat terpisah menyatakan, naiknya peringkat dan citra pariwisata Indonesia secara signifikan di dunia internasional menandakan bahwa pembenahan industri pariwisata dan ekonomi ktreatif yang dilakukan Menparekraf mencapai hasil yang membanggakan.

“Tapi tentunya masih ada beberapa kekurangan. Ajang dunia semisal MotoGP adalah lahan untuk terus memperbaiki kekurangan. Dari pagelaran besar seperti ini kita bisa lihat apa yang kurang untuk dibenahi,” kata Taufan.

Menurut dia, ajang lain yang pas untuk menilai dunia pariwisata negeri ini adalah event balap mobil listrik di Jakarta, kemudian G-20 di Bali nanti. Selain itu, seluruh destinasi super prioritas seperti Bali hingga Komodo perlu terus belajar dan berbenah agar menjadi lebih baik lagi.

Secara khusus dia menyebut ada sejumlah PR yang perlu dibenahi. Mulai dari kualitas sumberdaya manusia (SDM) hingga infrastruktur bandara, pelabuhan, dan jalan yang memberi kemudahan bagi para pelancong.

Dalam indikator penilaian juga diukur faktor keamanan, lingkungan bisnis, kebersihan, hingga infrastruktur penunjang lain. Poin plus Indonesia, lanjutnya, terletak pada cultural resouces, natural resources, hingga harga yang bersaing. (*/Red)

Comments (0)
Add Comment