Perjalanan Setnov; Dari Pembantu, Sopir Hingga Jadi Politikus “Licin”

Faktabanten.co.id – Setya Novanto sosok politikus andal Partai Golkar yang piawai di Indonesia. Kepiawaian Setnov berpolitik ini pula yang kemudian membawanya terpilih sebagai Ketua DPR RI. Ia juga menggantikan Aburizal Bakrie, menjadi Ketua Umum Partai Golkar sejak 17 Mei 2016 menyingkirkan rivalnya Ade Komarudin.

Walaupun penuh kontroversi, namun pria yang sering dipanggil Setnov ini ternyata mampu menjaga kestabilan politik di internal Golkar. Hingga namanya terseret dalam korupsi skandal proyek KTP elektronik yang disidik KPK. Bagaimanapun itu, Setnov terbukti selalu lolos dari incaran KPK. Sehingga ia sering digelar politikus ‘licin.’

Sayangnya sedikit orang tahu bahwa perjalanan Setnov merintis perjalanan hidupnya tidaklah mudah. Semasa muda, Setnov mengaku dirinya bukanlah anak yang beruntung sehingga perlu kerja keras untuk sekolah dan merasakan bangku kuliah. Dalam salah satu kesempatan di STIE Pariaman, Sumatra Barat, 25 Maret 2017, Setnov sempat bercerita bagaimana perjalanannya berjuang sangat ulet hidup dan mendapatkan pendidikan yang layak.

“Waktu zaman saya muda sangat sulit sekali, saya pernah menjadi supir, saya menjadi pembantu rumah tangga. Itu tidak lain supaya saya bisa mengumpulkan uang. Kalau jam 4 pagi, saya bangun pagi saya harus jual beli beras di Surabaya, pasar Wonokromo. Setelah itu hasilnya untuk kuliah. Kalau pagi jam 6 saya ngantar anak-anak pemilik kos, agar saya gak bayar kos. Jadi setelah itu saya biasakan nyuci sambil ngepel jadi pembantu, pokoknya bagaimana saya bisa bayar kuliah dan sekolah dengan baik,” ungkap Setnov saat itu.

Selama di Surabaya, Setnov mulai dari berjualan beras dan madu modal Rp 82.500 dan memulai dengan kulakan tiga kuintal beras hingga bisa berjualan beras sampai dua truk yang langsung diambil dari pusatnya di Lamongan. Saat itu ia juga punya kios di Pasar Keputran, Surabaya namun usaha tersebut tak bertahan lama dan predikat juragan beras ditinggalkannya karena mitra usahanya mulai tidak jujur.

Masuk Dunia Politik

Novanto juga sempat mendirikan CV Mandar Teguh bersama putra Direktur Bank BRI Surabaya, Hartawan. Dan pada saat yang sama ia ditawari bekerja menjual mobil salesman Suzuki untuk Indonesia Bagian Timur. Ia mengiyakannya dan memilih membubarkan CV yang didirikannya. Di usia 22 tahun ia menjadi Kepala Penjualan Mobil untuk wilayah Indonesia Bagian Timur. Di masa-masa ini Setya Novanto dikenal sebagai orang yang ulet dan banyak sahabat.

Di dunia politik, perjalanan Setnov di Golkar mulai ketika ia semakin akrab dengan Hayono Isman. Perjalanan politiknya di mulai sejak 1990-an. Setelah akrab dengan Kosgoro dan lingkungan Partai Golkar, Setnov menjabat bendahara di partai beringin ini. Pada 1999 akhirnya Setnov menjadi anggota DPR dari Fraksi Golkar. Tercatat ia enam periode berturut-turut selalu terpilih menjadi anggota legislatif dari partai Golkar hingga saat ini. Di Golkar pun ia beberapa kali menjabat sebagai bendahara Golkar.

Setya Novanto terpilih dalam pencalonan Ketua DPR RI Periode 2014 – 2019. Saat terjadi dualisme kepemimpinan di Golkar antara Aburizal Bakrie dan Agung Laksono, partai lantas menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk mengakhiri ini pada 2016. Setnov pun mencalonkan sebagai ketua. Ia mengalahkan Ade Komaruddin, dan dipercaya melanjutkan kepemimpinan Golkar periode 2016-2019.

Selama kepemimpinannya di partai Golkar dan DPR Setnov diterpa berbagai rumor dan persoalan korupsi. Pada 2015 namanya terseret pada kasus rekaman PT Freeport. Setya Novanto pun mengundurkan diri tepat saat Mahkamah Kehormatan Dewan DPR akan memutuskan pelanggaran kode etik. Setya Novanto digantikan oleh Ade Komarudin. Namun tidak lama, Setnov pun kembali menjabat sebagai Ketua DPR setelah persoalan etiknya di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) selesai.

Terseret Skandal Korupsi

Nama Setnov memang dikenal sering menjadi kontroversi karena terseret pada beberapa kasus skandal korupsi. Namun ia selalu lolos dari jeratan hukum pengadilan. Bahkan kepiawaiannya menghindar dari jerat hukum ini, membuat publik menggelarnya politisi ‘licin’ dari penegakkan hukum.

Beberapa kasus yang menyeret Setnov di antaranya, pada 2001 misalnya ia terseret pada kasus hak piutang Bank Bali ke Bank Dagang Nasional Indonesia. Pada 2003 ia juga terseret pada kasus beras impor Vietnam ilegal. Kemudian pada 2013 Setnov terseret dua kasus, pertama pada kasus korupsi yang menyerep mantan Ketua MK Akil Mochtar dan Perkara Suap Pembagunan arean PON XVIII di Riau pada 2012.

Kini sejak 2017, ketika KPK mengungkap kasus korupsi KTP elektronik, nama Setnov kembali terseret. KPK lantas menetapkan Setnov sebagai tersangka pada 17 Juli 2017, karena merugikan negara Rp 2,3 triliun. Namun kemudian status tersangka itu digugurkan oleh pengadilan di praperadilan. Selain status tersangka yang dibatalkan, selama pemanggilan dan pemeriksaan Setnov oleh KPK juga penuh drama yang membuatnya selalu lolos dari KPK.

Kini untuk kedua kalinya KPK menetapkan Setnov tersangka pada 10 November 2017 lalu. Dan drama menghindari KPKnya tetap berlanjut, KPK menjemput paksa dan berakhir buron pada Rabu 15 November 2017 lalu. Sehari setelah itu cerita pencarian Setnov berakhir dengan terjadinya kecelakaan oleh kendaraan yang ditumpanginya, dan dengan dirawatnya Setnov kini ia menjadi tahanan KPK setelah sekian lama menghindari pemeriksaan. (*)

Sumber : harakatono.com

Korupsi e-KTPSetnov
Comments (0)
Add Comment