YOGYAKARTA – Kordinator Pusat (Korpus) Korps PIIWATI, menggelar Refleksi Hari Lahir PIIWATI ke 55 di Yogyakarta, Jumat (02/08). Malam refleksi yang berlangsung di Aula LPMP itu, dirangkai dengan dialog lintas generasi, menghadirkan lima narasumber tokoh PIIWATI di zamannya, Wardanah, salah satu inisiator pendiri Korps PIIWATI, Wirianingsi, Trias Setiawati, Dewi Susilowati dan Haslinda Satar.
Dalam dialog tersebut, Wardanah mengawali sesi perbincangan, sebagai salah satu inisiator berdirinya Korps PIIWati ini, Wardanah menuturkan sejarah perjuangan PIIWATI di era 60an, dengan mengusung ide dibentuknya korps yang menaungi gerakan khsusus pelajar putri.
Di tengah situasi politik yang mencekam saat itu, orgnisasi pergerakan dakwah hendak dibubarkan, dan PII sebagai salah satu organisasi dalam bidikan penguasa untuk dibubarkan, Wardanah menyebutkan bahwa jika suatu saat PII juga dibuarkan, maka benteng terakkhir pertahanan PII adalah PIIWATI, maka disitulah ruh dan ide awal berdirinya Korps PIIWATI.
“Situasi politik saat itu yang cukup mencekam, organisasi dakwah dibubarkan, dan kita berfikir, jika PII juga dibubarkan, maka PIIWATI lah benteng pertahanan eksistensi dakwah PII, itulah semangat awal berdirinya Korps PIIWATI,” ungkapnya.
Sementara, Wirianingngsi, sebagai pembicara kedua, menuturkan catatan perjuangan dakwah PIIWATI dimasanya, yang isu utama ketika itu adalah tentang persoalan jilbab. Perjuangan PIIWATI dengan gerakan jilbab sangat masif dari pusat hingga ke daerah-daerah. Juga gerakan islamisasi ilmu pengetahuan terus digalakkan. Meski demikian menurut Wirianingsih, ikhtiar saat itu juga mendapat tantangan yang berat, agenda sekularisasi terjadi dimana-mana, gerakan perlawanan terhadap dakwah PII juga massif, disitulah ruh perjuangan itu bangkit menurutnya.
Di sesi akhir, Haslinda Satar, selaku ketua Koordinator Pusat Korps PIIWATI periode 2017-2020, menyampaikan perkembangan problem pelajar putri saat ini serta isu-isu keperempuanan yang berkembang di era milenial kini. Secara internal menurut Haslinda, Korpus saat ini fokus pada ikhtiar pembinaan pelajar putri dan kader tunas.
“Selain mengawal isu eksternal, Korpus PIIWati juga fokus pada penguatan agenda-agenda internal, khususnya pembinaan kader putri dan pembinaan kader tunas,” tuturnya.
Dalam Refleksi kali ini, hadir Ketua Umum PB PII, Husin Taskrik Makrup Nasution, dalam sambutannya, Husin menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada Korps PIIWati, baik ditingkat nasional hingga di daerah, yang telah sukses menggelar acara akbar tesebut.
“Kami sangat bangga dan menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada PIIWATI yang telah sukses mempersipankan acara refleksi hingga sampai pada malam ini dengan baik, semoga pada refelksi kali ini, PIIWATI terus konsen membangun visinya, perbaikan ummat, minimal dari peran terkecilnya menjadi ibu rumah tangga serta maksimal juga bisa hadir di tengah-tengah ummat menyelesaikan problem-problem keperempuanan, dari fitrah menuju kiprah,” ungkap Ketua Umum di hadapan ratusan eserta.
Dalam acra yang berlangsng dengan penuh keakraban, turut hadir Sekretaris Umum PW KB PII Jogjakarta Besar, Heri Ananta Pramono. Ratusan Kader PIIWati dari berbagai daerah se-Jogjakarta serta 12 perwakilan Kowil PIIWati se Indonesia juga hadir dalam agenda nasional tahunan PIIWATI itu.
Korwil PIIWATI Yogyakarta Besar sebagai tuan rumah dengan baik menyiapkan segala persiapan acara dan menampilkan berbagai tarian di malam refleksi tersebut. (*/)