JAKARTA – Kurang lebih 3-4 juta orang diprediksi akan memadati Kawasan Monumen Nasional (Monas) Jakarta dalam Reuni Akbar 212 yang sedang dipersiapkan untuk digelar pada Desember 2018.
Jika benar-benar terlaksana, aksi massa ini akan menjadi yang ketiga sejak pertama kali digelar pada tahun 2016 silam.
Saat itu kasus penistaan agama yang menjerat mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mencuat ke permukaan hingga akhirnya yang bersangkutan mendekam di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
“Kami akan mulai dengan qiyamullail (ibadah malam), dilanjutkan salat subuh berjamaah, zikir dan tausiyah serta ada penampilan salawat dari grup Gambus Sabyan. Selain itu kami juga akan mengibarkan satu juta bendera tauhid warna-warni sebagai lambang keberagaman bangsa Indonesia,” ujar Novel Bamukmin di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (16/11/2018).
Menurutnya, Reuni Akbar 212 akan digelar secara rutin pada setiap tahunnya.
Siapapun presidennya, Reuni Akbar 212 akan menjadi wadah kekuatan untuk mengontrol kebijakan pemerintah dan negara.
“Seperti pada tahun 2016 silam saat kasus penistaan agama yang dilakukan Ahok. Tahun ini dan di era Jokowi secara keseluruhannya sangat parah. Penista agama didukung sampai jungkir-balik,” tutur Novel Bamukmin. (*/wartakota.tribunnews.com)
[socialpoll id=”2521136″]