Slag Baja Krakatau Posco Perkuat Struktur Pondasi Jalan di Papua

 

PAPUA – Bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), Krakatau Posco, perusahaan manufaktur baja patungan antara POSCO (Korea) dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk berhasil melakukan uji penggunaan slag baja pada 6 Maret 2023 dalam perbaikan tanah lunak (soft soil improvement) guna memperbaiki akses jalan di dalam kawasan PT Bio Inti Agrindo (BIA) yang merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit berlokasi di Asiki, Papua.

Soft Soil Improvement merupakan teknik perbaikan tanah lunak dengan mengubah karakteristik tanah dengan tindakan fisik seperti getaran ataupun dengan cara pencampuran tanah dengan bahan yang lebih kuat.

Tujuan dari penggunaan metode ini ialah untuk meningkatkan kekuatan struktur pondasi jalan sehingga jalan akan stabil pada saat dilewati kendaraan terutama kendaraan berat.

Slag baja merupakan produk samping dari proses pembuatan baja (steel making) yang ramah lingkungan dimana penggunaannya dapat mencegah terjadinya banjir serta tanah longsor sebagai akibat dari aktivitas penambangan material alam.

Slag Baja dalam hal ini berupa agregat slag dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi, mulai dari konstruksi, pupuk, bahan perbaikan tanah lunak sampai proses pembuatan semen.

Direktur Technology and Business Development Krakatau Posco Zaenal Arifin Muslim mengatakan bahwa sekitar 7.500 ton agregat slag digunakan untuk memperbaiki ruas jalan sepanjang 800 meter pada akses jalan perkebunan BIA dengan metode konstruksi pencampuran antara 70% soft soil dan 30% agregat slag.

Pada aplikasi perbaikan tanah lunak, agregat slag dapat menyerap air yang terdapat di tanah lunak dan selanjutnya akan mengeras karena mempunyai sifat pozzolan seperti semen.

Keutamaan lain dari penggunaan bahan agregat slag ini ialah dapat mengurangi biaya bahan baku karena memiliki harga yang lebih murah namun berkualitas baik.

Hasil dari uji lapangan, penggunaan agregat slag mencatat rata-rata rasio kekuatan dasar jalan (CBR: California Bearing Ratio) yang dihasilkan mencapai 99%, yang artinya memiliki ketahanan yang tinggi di mana standar minimum CBR ialah 90%.

Dengan melihat kualitasnya yang baik, hal ini tentunya berpotensi untuk meningkatkan penggunaan agregat slag yang lebih luas di skala nasional.

Karena Indonesia memiliki sekitar 10% tanah lunak dari luas area Indonesia atau sekitar 20 Juta Ha, diharapkan inovasi yang Krakatau Posco lakukan ini dapat meningkatkan potensi penggunaan slag baja pada kebutuhan-kebutuhan sejenis ini.

Di tahun lalu, slag baja Krakatau Posco telah mencapai tingkat daur ulang (recycle rate) sebesar 99,9%. Pada tahun ini, Krakatau Posco telah menjadi pionir dan akan terus memberikan usaha terbaiknya dalam praktik ESG (Enviromental, Social, and Governance) dalam memberikan kebermanfaatan dari produk sampingan baja. (*/Red)

Krakatau PoscoPapuaSlag Baja
Comments (0)
Add Comment