SURABAYA – Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama adalah saudara, kata Bachtiar Nasir Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), Sabtu (28/1) pagi.
“Muhammadiyah dan NU adalah saudara se-akidah, saudara se-tanah air, dan saudara dunia akhirat,” ungkap Bachtiar, anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah ini, di hadapan ribuan jamaah Kajian Pencerah di halaman Universitas Muhammadiyah Surabaya.
“Lebih khusus lagi, saudara-saudara Muslim yang ada di PDIP adalah saudara kita juga. Jangan mau dipecah belah. Warga Muhammadiyah Surabaya jangan mau dipecah-belah. Harus menjaga tali persatuan antarwarga negara,” pesan Bachitar.
Secara spontan, Bachtiar Nasir mengajak peserta untuk menyanyikan lagu-lagu kebangsaan. “Kita ini terlalu banyak nasyid, sehingga oleh pihak yang ingin pecah-belah bangsa, ini diambil dan ditiup-tiupkan kita ‘Anti-NKRI’, anti-kebhinnekaan, dan anti-Pancasila. Ayo kita tunjukkan bahwa umat Islam sangat cinta NKRI. Bahwa umat Islam sangat hargai kebhinnekaan, bahwa umat Islam sangat Pancasilais,” tutur Bachtiar, seperti dilansir PWMU.co
Bahkan, jamaah kajian diajak membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan dan menyanyikan syair lagu 17 Agustus 1945. Ribuan jamaah mengikuti pembacaan teks Proklamasi dengan semangat.
Hari ini, Ketua GNPF-MUI menghadiri dua kegiatan besar di Surabaya. Selain berceramah di Kajian Pencerah Universitas Muhammadiyah, Bachtiar juga mengisi ceramah pada Tabligh Akbar di Masjid Al Falah, Surabaya.
Panitia mengumumkan, bahwa acara tabligh akbar di Masjid Al Falah digelar oleh gabungan 75 organisasi masyarakat. Acara dilaksanakan untuk berdoa dan membela ulama.
“Kami hadir di sini untuk membela ulama,” kata pembawa acara saat mengumumkan tabligh akan segara dimulai.
Secara bergiliran, beberapa penceramah diberi kesempatan untuk menyampaikan ceramahnya. Beberapa penceramah menyinggung soal kecurigaan menekan umat muslim Indonesia oleh pemerintah dan partai penguasa.
Dua kegiatan yang berjalan lancar itu, sempat menjadi isu heboh di Surabaya beberapa hari sebelumnya. Pasalnya, Habib Rizieq Shihab dikabarkan akan hadir di poster acara yang tersebar di media sosial. Sebagian warga Surabaya khususnya PDIP, lantas menolak kedatangannya. Belakangan, sosok yang kini jadi sorotan itu batal ke Surabaya.
Bahkan Kombes Pol M. Iqbal Kapolrestanes Surabaya juga terjun langsung ke lapangan untuk memantau pengamanan di acara tersebut. Sekitar 1.700 personel diturunkan untuk menjaga keamanan dalam kegiatan ini. (*)
Sumber: kanigoro.com