Penulis : Taufik Hidayatullah, Alumni Universitas Islam Negeri Mataram
Menenggarai berbagai hal perihal problema Ummat Islam di Indonesia. Tak sontak menjadikan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dapat diterima begitu saja kaitannya dengan keputusan-keputusannya tanpa argumentasi yang mendalam dari nash-nash secara komprehensif.
Namun, hal tersebut menjadi satu diantara aspek yang mesti terus dikaji lebih jauh dengan lapisan ormas Islam di seluruh Indonesia, baik itu Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Persis, Al-Washliyah, Nahdlatul Wathan, Mathla’ul Anwar dan ormas-ormas lainya.
Hal itulah yang mendasari keputusan-keputusan baik berupa fatwa-fatwa maupun sepak terjang MUI dapat diterima lapisan masyarakat Indonesia dengan cara merangkul semua jalan pikiran pandangan ormas-ormas Islam yang beragam menjadi satu wadah searah seirama dalam seluruh Policy (kebijakan).
Tarik ulur keputusan dalam ranah hukum keluarga, hukum Islam, hukum halal haram kaitannya dengan produk makanan dan minuman ataupun penentuan agenda-agenda ummat Islam ke depan lainya dapat diselesaikan MUI melalui meja-meja musyawarah sidang rapatnya.
Hal tersebut tentu tidak mudah, namun MUI mampu melakukan hal tersebut demi menjaga persatuan serta kesatuan bangsa Indonesia yang beragam kultur pemahaman keagamaanya.
Sepak terjang MUI yang sedemikian rupa diharapkan mampu terus terjadi ke depan agar supaya kondusifitas antar ummat Islam di Indonesia terus terjalin dengan dinamika pemahaman kegamaan yang terus berkembang ke arah yang lebih modern.
Fatwa-fatwa yang menaungi problematika kehidupan berbangsa dan bernegara di tanah air cenderung terus bergulir seiring dengan perkembangan zaman.
Milad MUI ke-48 ini diharapkan mampu membawa angin segar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Semoga ulama-ulama sepuh yang telah meninggalkan kita semua diterima amal ibadahnya dan diampuni segala dosa-dosanya khususnya ketum MUI yang pertama yaitu Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) yang berasal dari tokoh Muhammadiyah.
Dikarenakan berdirinya MUI sendiri tak bisa terlepas dari peran sentral sosok Buya Hamka.
Semoga di miladnya tahun ini MUI mampu terus mengemban amanah para pendahulunya sehingga apa-apa yang dicita-citakan para pendirinya dapat terwujud. Aaamiin. ***