Resensi Buku: Zakat Revolusi – Dari Ibadah Menuju Kekuatan Peradaban Global

 

Buku Zakat Revolusi karya Ickhsanto Wahyudi, As’ad Nugroho, dan Ahmad Toha Al Mansur hadir sebagai angin segar dalam diskursus ekonomi Islam.

Di tengah dunia yang dirundung pandemi, krisis energi, ketimpangan sosial, dan ancaman perubahan iklim, buku ini berani menempatkan zakat bukan sekadar sebagai kewajiban ritual, tetapi sebagai kekuatan strategis peradaban.

Melalui pendekatan ilmiah dan reflektif, para penulis mengajak pembaca untuk melihat zakat sebagai energi transformasi sosial-ekonomi. Zakat, dalam pandangan mereka, bukan hanya ibadah individual, melainkan mekanisme kolektif yang mampu menyelamatkan umat dari krisis dan menegakkan keadilan sosial global.

Isi Buku dan Gagasan Utama

Disusun dalam sebelas bab, buku ini memaparkan perjalanan intelektual dari pondasi teologis hingga implementasi global.

Bab pertama membuka dengan analisis mendalam tentang zakat dalam konteks krisis global dan ketangguhan umat, menampilkan realitas sosial-ekonomi kontemporer yang menuntut kehadiran sistem zakat yang adaptif.

Bab-bab berikutnya membawa pembaca pada eksplorasi menarik: zakat dalam manajemen krisis dan bantuan kemanusiaan, peran zakat dalam ketahanan dan pemulihan ekonomi, serta relevansinya di era digital dan kecerdasan buatan. Di sini, zakat tampil sebagai solusi konkret yang dapat bekerja cepat, akurat, dan berkelanjutan.

Bagian tengah buku menjadi daya tarik tersendiri. Konsep Green Zakat mengaitkan zakat dengan isu keberlanjutan lingkungan, sementara bab tentang Zakat dan Gender menyoroti potensi zakat dalam pemberdayaan perempuan pascakrisis.

Pembahasan ini memperluas horizon pembaca bahwa zakat tak hanya soal distribusi harta, tapi juga pemberdayaan manusia dan perlindungan alam.

Menjelang akhir, pembaca disuguhi visi besar tentang zakat sebagai instrumen global. Dalam kaitannya dengan Sustainable Development Goals (SDGs), zakat ditempatkan sebagai jembatan antara nilai-nilai spiritual Islam dan agenda pembangunan dunia. Buku ini menutup dengan roadmap zakat 5–10 tahun ke depan, yang menegaskan arah strategis menuju ketangguhan sosial-ekonomi umat secara global.

Kekuatan dan Keistimewaan Buku

Kekuatan utama buku ini terletak pada perpaduan antara kedalaman riset akademik dan pengalaman praktis di lapangan.

Para penulis tidak hanya berbicara dari teori, tetapi juga dari realitas lembaga zakat yang mereka pahami secara langsung. Bahasa yang digunakan lugas namun elegan, mudah dicerna oleh pembaca umum tanpa kehilangan bobot ilmiah.

Selain itu, buku ini menyuguhkan data aktual dari lembaga nasional dan internasional seperti BAZNAS, IsDB, dan UNDP, menjadikannya relevan bagi peneliti, pengambil kebijakan, dan aktivis sosial. Gaya penulisan yang reflektif membuat setiap bab tidak hanya informatif, tapi juga inspiratif—membangkitkan semangat bahwa zakat dapat menjadi blueprint peradaban yang adil dan berkelanjutan.

Nilai Strategis dan Relevansi Global

Dalam konteks modern, Zakat Revolusi menempatkan zakat sejajar dengan isu global seperti inklusi keuangan, teknologi digital, dan transisi hijau.

Pendekatan lintas disiplin yang digunakan menjadikan buku ini relevan untuk dibaca oleh siapa pun yang tertarik memahami bagaimana nilai spiritual Islam dapat bertransformasi menjadi kebijakan publik dan solusi kemanusiaan.

Lebih dari itu, buku ini menegaskan bahwa umat Islam tidak harus menunggu perubahan datang dari luar. Dengan mengoptimalkan potensi zakat—yang di Indonesia saja mencapai ratusan triliun rupiah—umat dapat membangun sistem ekonomi yang mandiri, transparan, dan berdaya saing global.

Kesimpulan

Zakat Revolusi – Dari Ibadah Menuju Kekuatan Peradaban Global adalah karya yang melampaui batas buku keagamaan.

Ia adalah manifesto kebangkitan intelektual dan spiritual umat Islam di era modern. Membacanya seperti menyalakan lentera di tengah gelapnya krisis global—menyadarkan bahwa zakat bukan sekadar kewajiban, melainkan kekuatan besar untuk membangun dunia yang lebih adil, berdaya, dan berperadaban.

Buku ini layak menjadi bacaan wajib bagi akademisi, aktivis kemanusiaan, pengambil kebijakan, dan siapa pun yang percaya bahwa masa depan Islam bukan hanya tentang doa dan ibadah, tapi tentang kerja, ilmu, dan keberpihakan terhadap sesama manusia.***

Comments (0)
Add Comment