PANDEGLANG – Dua kali badak jawa (Rhinoceros sondaicus) di wilayah konservasi Taman Nasional Ujung Kulon ditemukan mati di area laut, atau di pinggir pantai. Sebelumnya diketahui satu individu badak pernah ditemukan mengambang di perairan dekat Pulau Peucang pada tahun 2016 lalu.
Satu individu badak lain yang mati baru-baru ini, juga ditemukan di bibir Pantai Karang Ranjang.
Menurut Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Mamat U Rahmat, hal tersebut bisa dijelaskan secara ilmiah.
Tidak hanya terjadi pada Badak jawa tetapi juga mamalia yang lainnya.
“Pada umumnya satwa yang akan mati atau sakit akan mendekati sumber air. Sumber air tersebut bisa berupa pantai, danau atau sungai,” ujar Rahmat, Kamis (26/4/2018).
Hal ini menurut Rahmat, karena naiknya suhu badan yang dialami mamalia saat sakit atau menjelang kematiannya karena sakit.
“Pada saat suhu tubuh meningkat maka dibutuhkan air utk menurunkan suhu tersebut,” jelasnya.
BACA JUGA: Badak Mati di Ujung Kulon, Adalah Jantan Dewasa Bernama Samson
Mendekatnya para satwa ini ke sumber air saat sakit adalah untuk minum, berendam dan berenang, karena itulah banyak ditemukan sisa individu satwa seperti tulang belulang di sekitaran sungai atau pantai.
“Bisa minum bisa juga mandi atau berendam. Makanya banyak juga ditemukan tulang belulang satwa di sungai atau pinggir sungai,” pungkasnya. (*/Yosep)