Bayi Usia 40 Hari Didiagnosa Ensefalokel di Pandeglang Butuh Uluran Tangan

 

PANDEGLANG – Bayi usia 40 hari bernama Cahaya Putri, dari pasangan Siti Fatimah (27) dan Cahya Muroi (28) warga Kampung Gonggong, Desa Cipicung, Kecamatan Cikedal, Kabupaten Pandeglang, Banten, didiagnosa mengidap penyakit Ensefalokel atau kelainan di bagian kepala sejak masih dalam kandungan.

“Sejak dalam kandungan sudah seperti ini, jadi sudah terdeteksi kelainan,” kata Siti Fatimah, saat ditemui di kediamannya, Jumat, (16/12/2022).

Ia mengatakan, menurut dokter anak keduanya tersebut mengidap penyakit Ensefalokel atau kelainan di bagian kepala karena kurangnya asupan vitamin saat masa kandungan.

“Bukan kanker, jadi otak kecil sama bagian lainnya keluar. Cairan yang harusnya ada di otak keluar,” terangnya.

Ia menuturkan, hingga saat ini ia dan suaminya belum melakukan pengobatan apapun kepada Cahaya Putri, hal tersebut dikarenakan saat ini anaknya keduanya tersebut belum memenuhi syarat untuk dilakukan tindakan medis.

“Belum ada pengobatan apapun, operasi juga belum kata dokter nunggu usianya 3 bulan atau beratnya minimal 5 Kg, jadi kita terpaksa pulang dulu,” tuturnya.

Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa selain mengidap Ensefalokel, Cahaya Putri juga terkomplikasi penyakit lainnya seperti kebocoran pada jantung.

“Karena kata dokter ini penyakit ada di bagian tengah kepala jadi ada komplikasi, langit-langit mulut bolong, dan jantungnya ada yang bocor,” jelasnya.

Untuk saat ini, kondisi Cahaya Putri pun hanya dapat terbaring miring, dan untuk memenuhi gizi sang anak, Fatimah pun dibantu dengan alat yang terpasang langsung ke hidung anaknya.

“Inikan tidak bisa menyusu, jadi harus pakai selang lewat hidung langsung ke lambung,” tuturnya.

Sambil menahan tangis, Fatimah dan suaminya berharap ada perhatian dari Pemerintah Daerah maupun dari para dermawan untuk dapat membantu pengobatan anaknya.

Hal tersebut dikarenakan jika hanya mengandalkan penghasilan suami yang hanya kuli bangunan tidak mampu menutup biaya pengobatan.

Fatimah hanya bisa berdoa sang anak tercinta dapat pulih dari penyakit tersebut dan tumbuh besar seperti anak anak yang lainnya.

“Saya berharap adanya perhatian dari Pemerintah dan para dermawan, agar anak kedua saya bisa tumbuh seperti anak lainnya,” pungkasnya. (*/Gus)

Comments (0)
Add Comment