PANDEGLANG – Warga Desa Ciherang, Bungur Copong, dan Kolelet Kecamatan Picung, Kabupaten Pandeglang, mengalami kekeringan dan kekurangan pasokan air bersih akibat musim kemarau yang terjadi akhir-akhir ini.
Aliran Sungai Cimoyan menjadi harapan kebutuhan air bagi masyarakat meskipun kondisi air yang keruh dan kotor dinilai tidak layak.
Menurut, Bambang Ferdiansyah, salah satu warga yang mengatakan bahwa saat ini, tidak ada sumber air lain lagi yang bisa dimanfaatkan oleh warga, terpaksa warga harus menggunakan air Cimoyan walaupun kondisinya sangat keruh dan kotor.
“Hampir puluhan tahun warga menggunakan aliran air Sungai Cimoyan, setiap pagi dan sore bisa kita lihat banyak warga yang ada di sungai, tapi airnya gak sekotor ini,” ujarnya.
Aktivitas penambangan pasir di bagian hulu Sungai Cimoyan memperparah kondisi kualitas air.
“Yang menggunakan air Sungai Cimoyan itu ada 3 desa, biasanya air tersebut digunakan mereka untuk mandi dan mencuci,” katanya.
Bambang yang juga menjabat sebagai Direktur LBH Tridarma Pandeglang ini mengaku, akan mengadvokasi hal tersebut bersama-sama dengan masyarakat sebab air sungai yang keruh dan kotor itu diduga terkena dampak limbah galian pasir yang ada di wilayah Lebak.
“Kami bersama kompenen masyarakat lainnya akan serius mengadvokasi pencemaran yang terjadi di Sungai Cimoyan yang diduga karena limbah galian pasir dari Kabupaten Lebak, sehingga sungai ini bisa digunakan kembali oleh masyarakat secara layak,” tegasnya. (*/Dave)
[socialpoll id=”2513964″]