PANDEGLANG – Menanggapi adanya informasi yang beredar di Media Sosial (Medsos) soal adanya potensi tsunani 57 meter di Pandeglang. Pihak Balawista Banten mengihimbau kepada seluruh masyarakat Pandeglang, agar tidak merasa resah dan panik dengan adanya pemberitaan tersebut. Soalnya, informasi itu belum bisa dipastikan kebenarannya.
Ketua Balawista Banten, Ade Ervin mengatakan, masyarakat Pandeglang tidak perlu panik dengan adanya informasi yang saat ini beredar, kaitan dengan prediksi potensi tsunami di Pandeglang, sebab hal itu belum bisa dipastikan.
“Saya harapkan masyarakat jangan panik kaitan dengan informasi itu. Apa lagi kita masuarakat yang mampu memahami resiko kebencanaan, karena kita hidup berdampingan dengan bencana, dan jikapun hal itu terjadi kita adalah masyarakat yang mampu menyelamatkan diri dan menyelamatkan orang lain,” ungkapnya, Selasa (3/4/18)
Menurutnya, mengenai kemungkinan terjadinya tsunami di pandeglang setinggi 57 meter tersebut, secara ilmiah sebuah penelitian yang dilakukan pasti berdasarkan data dan fakta, dan perlu diketahui serta ingat kembali bahwa Kabupaten Pandeglang berada di sudut paling barat pulau jawa berhadapan langsung dengan Samudera Hindia dan Selat sunda. Sehingga secara geografis, sudut barat daya Pandeglang berpapasan dengan lempeng besar tektonik, yang menghujur dari barat Sumatera hingga Australia, selain itu di selat Sunda terdapat Gunung Berapi yang aktif yang setiap saat dapat menimbulkan getaran.
“Maka jika penelitian yang dilakukan BPPT berpatokan terhadap itu, tentunya kita sebagai masyarakat awampun akan memahami seberapa besar resiko yang kita hadapi jika kedua kemungkinan itu terjadi bersama-sama. Namun ada beberapa hal yang mungkin juga harus kita fahami, bahwa sampai dengan saat ini belum ada satu teknologi pun di dunia yang mampu memastikan kapan gempa akan terjadi, dan untuk memastikan tsunami akan terjadi tentunya harus berdasarkan perhitungan besaran scala gempa yang telah terjadi, intinya untuk memprediksi tsunami harus pada saat terjadi gempa. Jadi kemungkin akan terjadinya tsunami setinggi 57 meter itu belum dapat dipastikan,” ujarnya
Lanjut Ade, melihat kondisi yang demikian, Balawista sebagai stake holder pemerintah bidang keselamatan wisata perairan, menghimbau agar masyarakat tidak perlu panik.
“Karena kita adalah masyarakat yang tangguh, masyarakat yang mampu memahami resiko bencanaan dan karena kita hidup berdampingan dengan bencana, maka tidak usah resah dan panik,” harapnya
Ade juga menyarankan, walaupun hal itu terjadi, masyarakat Pandeglang adalah yang mampu menyelamatkan diri dan menyelamatkan orang lain. Soalnya, ada banyak perbukitan dan pegunungan dan jalur-jalur penyelamatan yang telah kita ketahui bersama.
“Masyarakat Siaga adalah masyarakat yang bisa berdampingan dengan bencana. Maka tidak perlu panik dengan adanya informasi yang beredar itu,” katanya
Selain itu, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pandeglang, melalui Pusdalops-PB BPBD Pandeglang, juga telah memberikan himbauan kepada masyarakat, terkait beredarnya informasi tersebut. Himbauan itu menyatakan, agar masyarakat Pandeglang harus tetap tenang, karena hal itu masih bersifat prediksi awal untuk keperluan antisipasi. (Achuy/Riel)