PANDEGLANG – Seorang Mahasiswi asal Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Banten Raya, Mita Marwiah, lolos dalam program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) di Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XXI Provinsi Maluku Utara.
Sebelumnya pada April 2024 lalu, Mita Marwiah juga pernah lolos dalam Program Kemendikbudristek yaitu ‘Eksplorasi Jalur Rempah Nusantara.’ ia menjadi satu-satunya mahasiswi yang lolos mewakili Provinsi Banten saat itu.
Karena prestasinya tersebut, pada momentum Pengibaran Bendera Merah Putih di Alun-alun Pandeglang (17/8/2024) lalu, ia mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Pandeglang.
Kini ia akan berlayar kembali menyusuri Indonesia bagian Timur, Ternate, Maluku Utara melalui program MSIB.
Mita Marwiah mengaku pernah gagal beberapa kali sebelum ia dinyatakan lolos program MSIB tahun ini. Namun mahasiswi yang juga pernah menjadi Duta Bahasa Provinsi Banten Tahun 2022 ini tidak menjadikan kegagalan tersebut sebagai hambatannya dalam meraih impian.
“Tahun lalu aku daftar 22 kali, terus magangnya ngga ada yang keterima satupun, terus aku nangis-nangis kan, intinya di program yang sama aku daftar 22 kali di 22 perusahaan, dan 22 kali ditolak. Tahun ini aku ikut lagi, dan cuma di 10 perusahaan aja,” katanya pada Selasa, 27 Agustus 2024.
Sekitar semingguan yang lalu, ia mengaku sebetulnya telah diterima di perusahaan fashion yang bernama ACG, Kebayoran, Jakarta Selatan, di perusahaan tersebut ia diterima sebagai personal asisten.
Namun ia memutuskan untuk berangkat ke BPK Wilayah XXI Provinsi Maluku Utara yang bertempat di Kota Ternate, dengan tujuan dasarnya yaitu mengeksplorasi Indonesia secara lebih jauh lagi.
“Tanggal 21 aku diterima lagi di BPK Ternate, otomatis aku bingungkan, aku milih Ternate karena ingin mengeksplorasi Indonesia. Karena aku baru balik mengelilingi bagian barat, Sumatra, sekarang aku pengen ngerasain Timur,” lanjutnya.
Ia juga berpesan kepada seluruh pelajar, mahasiswa, dan pemuda-pemudi di Indonesia untuk tetap semangat dalam mewujudkan mimpinya.
“Harapan aku jangan menyerah. Aku tahun lalu 22 kali gagal, temen-temen aku jadi saksi aku kaya tidak punya harapan. Tapi kita bisa sih kalau mau berusaha, kadang kadang tuh waktunya aja yang belum tepat, jadi harapan nya jangan cepat menyerah. Kalau gagal berkali-kali ya gak papa,” tegas Mita Marwiah.
Khususnya kepada segenap Mahasiswa STISIP Banten Raya. Menurutnya, sudah saatnya mahasiswa STISIP Banten Raya juga fokus mengembangkan potensinya di luar kampus.
Bagi Mita Marwiah masih ada tempat berkembang lain, jika tidak cocok dengan berkembang di satu tempat. Barangkali tempat tersebut memang belum cocok dan sesuai dengan kebutuhan potensial.
“Cari tempat yang cocok, ekosistem nya bagus buat kita, bisa ningkatin value kita, bisa bikin kita terus berkembang. Jangan Mikir kita dari kampus kecil ngga bisa ngapa-ngapain, bisa ajasih sebenarnya kalau kita mau usaha. Intinya belajar belajar belajar, hidup terlalu singkat untuk mengurung diri di kampus saja,” lanjutnya.
Ditanya soal harapan setelah selesai mengikuti program MSIB di BPK Ternate Maluku Utara, Mita Marwiah menjawab agar ke depan ilmunya bisa bermanfaat untuk lingkungan sekitarnya.
“Sama harapannya semoga aku bisa menularkan ilmu aku nanti yang aku dapat di lingkungan sekitar, karena sebaik-baik ilmu adalah ilmu yang bermanfaat untuk orang sekitar. Kata pak Ustadz, dan aku percaya itu,” pungkasnya. (*/Mukhlas)