Menteri Sosial Kampanyekan Obat Long Acting di Pandeglang

 

PANDEGLANG – Menteri Sosial mengkampanyekan penggunaan obat long acting (insulin kerja jangka panjang) berupa suntikan untuk penderita ODGJ di Kabupaten Pandeglang.

Pemberian obat long acting dipercaya dapat lebih mudah memantau pengobatan penderita ODGJ karena dapat diberikan satu bulan sekali.

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, bahwa Kementerian Sosial mulai melakukan kampanye penggunaan obat long acting atau obat melalui suntikan bukan berupa pil untuk penderita ODGJ.

“Kalau rata-rata, mohon maaf penderita ODGJ itu, dari keluarga pendapatan rendah. Sehingga, dia sibuk mencari makan, kemudian dia lupa, obatnya harus minum setiap hari,” katanya usai memantau pelayanan pengobatan ODGJ dan penyerahan alat bantu disabilitas di Pendopo Bupati Pandeglang, Jumat, (14/6/2024).

Lanjut Mensos Risma menyampaikan, kalau dia harus minum obatnya tiap hari menjadi berat.

Makanya ia berkoordinasi dengan Kemenkes, untuk minta pengobatan yang long acting.

“Yang hanya diberikan satu bulan sekali. Karena kalau ODGJ itu terlambat satu hari saja dia kemudiaan emosinya bisa naik turun,” ujarnya.

Selain itu, emosinya bisa menjadi tidak terkendali ketika terlambat meminum obat. Bisa berakibat buruk terhadap lingkungan keluarga dan sekitarnya.

“Yang berbahaya dia bisa merugikan atau menciderai orang lain. Kalau satu bulan kan jadwalnya bisa ditentukan, dari puskesmas atau dinas kesehatan bisa mantau,” terangnya.

Tidak hanya itu, dengan pengobatan long acting, pelayanan pengobatan dapat terjadwal dengan baik.

“Oh ini waktunya suntik. Sehingga bisa dipantau dengan mudah dalam satu bulan,” ungkapnya.

Selanjutnya, Mensos Risma mengatakan, masih banyak harus dipercepat. Contohnya pengobatan katarak terhadap keluarga tidak mampu.

“Kalau ditunda maka bisa buta, kalau sudah buta ada hitungan keluarga menjadi tidak produktif. Kemudian dia sendiri juga tidak produksi sehingga ada penurunan kualitas SDM,” pungkasnya.

Terutama menangani disabilitas, sering kali orang tua mereka merasa tidak punya harapan.

“Sehingga kita percepat supaya bisa segera menolong mereka. Kita pilih daerah-daerah mempunyai prioritas terutama terhadap aksesibilitas,” katanya.

Daerah Banten ini cukup besar penduduknya banyak tapi yang berat itu daerahnya pegunungan dan sebagainya. Sehingga terutama yang disabilitas ini, menjadi sulit untuk mereka beraktivitas,

“Namun kita juga melakukan penanganan kemiskinan,” jelasnya. (*/Riel)

Comments (0)
Add Comment