Pandeglang – Pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Tim Saber Pungli Polda Banten beberapa lalu.
Namun, Pelayanan administrasi kependudukan di intansi tersebut belum ada perubahan yang sinifikan. Pasalnya pelayanan yang diberikan masih keluhkan warga saat mengurus administrasi kependudukan. Padahal sebelumnya terjaring OTT, Disdukcapil mengaku telah melakukan upaya jemput bola dibeberapa kecamatan.
BACA JUGA: Tim Saber Pungli OTT di Disdukcapil Pandeglang, 6 Pegawai Diamankan
Hal tersebut terbukti saat warga Asal Kampung Karet, Desa Teluk, Kecamatan Labuan hendak membuat e-KTP namun hingga lima kali mendatangi kantor tersebut belum juga selesai.
Faisal mengaku jika dirinya sudah mendatangi kantor Disdukcapil Pandeglang selama lima kali. Namun sampai saat ini belum juga selesai, dirinya mengaku kesal lantaran biaya untuk ke kantor disdukcapil bukanlah sedikit.
“Pertama ke sini saya maklum, tapi jika berkali-kali kaya gini keterlaluan. Ke sini saya sudah 5 kali, dijanjikan hari selasa beres pas ke sini belum beres, dan itu selalu berulang-ulang alesannya,” keluh Faisal, Kamis (10/8/2017)
Saat mendatangi kantor Disdukcapil selalu ada kesalahan baik dari tanggal lahir dan nama yang tidak sesuai ijazah. Sedangkan satu kali perbaikan harus menunggu satu minggu, padahal dirinya harus dikejar waktu lantaran akan kerja ke luar daerah.
“Salah data, jadi dari kecamatan dan Disdikcapil itu tidak singkrong. Kalau ada kesalahan itu mau tidak mau harus nunggu satu minggu,” keluhnya.
Sementara itu Kadisdukcapil Pandeglang, Tubagus Saprudin mengaku jika dirinya sudah mengintruksikan para pegawainya untuk bekerja sesuai Standard Operating Procedure (SOP). Hal tersebut agar pelayanan terhadap masyarakat dapat maksimal.
“Kita sudah perintakan agar mereka (pegawai-red) menjalankan kerjanya sesuai SOP dan tufoksi masing-masing,” kata Saprudin.
Bahkan Saprudin mengaku pihaknya sudah membuat nomor antrian agar pelayanan kepada masyarakat dapat tertib. Sehingga tidak ada lagi masyarakat yang mendahului.
“Sekarang kami pun sudah menggunakan nomor antrian, agar tertib,” singkatnya.(*)